TEMPO.CO, Jakarta - Polisi masih menyelidiki dua kasus perampokan dalam taksi yang terjadi di Jakarta Selatan. Kasus pertama terjadi 28 November 2014 dengan korban RW, 27 tahun, dan yang kedua terjadi 1 Desember 2014 dengan korban RP, 30 tahun. Kedua korban adalah perempuan. (Baca: Karyawati Jadi Korban Rampok Taksi di Kuningan)
“Modus yang digunakan pelaku adalah modus lama,” kata juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, 3 Desember 2014. Menurut Rikwanto, pelaku memodifikasi taksi yang akan digunakan dan dibuat semirip mungkin dengan taksi legal.
Korban yang diincar biasanya perempuan yang menunggu taksi sendirian. “Mereka mengincar korban secara acak,” kata Rikwanto. Dalam sejumlah kasus, pelaku sering menggunakan taksi berwarna putih. Beberapa pelaku bersembunyi di bagasi. Setelah penumpang naik, pelaku keluar dengan mendorong kursi belakang. (Baca: Waspada, Perampok Sembunyi di Bagasi Taksi)
Corporate Secretary Express Group Merry Anggraini mengatakan kasus perampokan ini bisa berimbas buruk terhadap perusahaannya. Sebab, pelaku menggunakan taksi putih yang mirip dengan taksi Express. "Taksi warna putih kan enggak hanya Express, bisa jadi ada orang yang melakukan modifikasi seperti taksi kami," kata dia.
Menurut Merry, semua unit taksi Express sudah dipasang sekat antara bagasi dan kursi penumpang menggunakan pelat baja permanen. Sekat ini tidak memungkinkan orang masuk ke kabin lewat bagasi. "Itu sangat kuat dan susah untuk dicongkel," ujar Merry. (Baca: Ini Tip Menghindari Perampokan di Taksi)
HUSSEIN ABRI YUSUF | DINI PRAMITA | PRIO HARI KRISTANTO
Berita lain:
Gubernur FPI Fahrurrozi Menunggak Iuran Warga
Misteri Ceceran Duit di Rumah Fuad Amin
Agung Laksono Sebut Nurdin Halid seperti Machiavelli