TEMPO.CO, Brebes - Tangis Jayanti pecah setelah sebuah nomor asing membunyikan ponselnya pada Rabu siang, 3 Desember 2014. Tanpa mengenalkan diri, lelaki di ujung telepon itu mengabarkan ihwal tenggelamnya kapal Oryong 501. "Orang dari Jakarta itu meminta saya mendoakan keselamatan Mas Abdullah," ujar Jayanti yang tidak sempat menanyakan identitas penelepon tersebut. Ia panik. (Salju Turun, Evakuasi ABK Kapal Korsel Butuh 3 Hari)
Jayanti adalah istri Abdullah, 31 tahun--anak buah kapal (ABK) Oryong 501. Senin lalu, kapal penangkap ikan berawak 60 orang itu tenggelam di perairan Rusia. Abdullah adalah satu dari 35 ABK asal Indonesia di kapal berbendera Korea Selatan itu. (Pesan Terakhir WNI Korban Oryong pada Keluarga)
Tidak lama setelah kabar via telepon itu tiba, dua tamu datang ke rumah Jayanti. Salah satunya adalah pegawai Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Seorang lagi pegawai Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Brebes. Mereka mengabarkan musibah yang menimpa kapal Oryong 501. Tangis Jayanti semakin menjadi. (Insiden Kapal Oryong, Ditemukan Lagi 11 Jenazah)
Terpopuler:
Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari
Gubernur FPI Ngarep Sumbangan Warga
Gubernur FPI Siap Duel dengan Nikita Mirzani
Fuad Amin Ditangkap KPK, Ini Motif Suapnya
Baca Juga: