TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya kurs rupiah hingga level 12.300 per dolar Amerika Serikat menjadi alasan investor asing melepas saham di Bursa Efek Indonesia. Dalam penutupan perdagangan pada Rabu, 3 Desember 2014, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia turun 9,75 poin atau 0,10 persen ke level 5.166,04.
Investor yang disinyalir meraup keuntungan dari selisih kurs beramai-ramai melepas kepemilikan saham untuk sementara waktu. Analis dari Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, menyatakan koreksi rupiah yang semakin mengkhawatirkan memancing investor untuk melakukan aksi ambil untung. “Pelemahan rupiah yang terus-menerus sepanjang hari menyebabkan indeks akhirnya terkoreksi,” katanya kepada Tempo. (Baca juga: Ramai Window Dressing, IHSG Bakal Menguat)
Menurut Lanjar, IHSG juga terpengaruh oleh tren negatif bursa saham regional. Indeks Hang Seng yang melemah hingga 225,68 poin akibat memanasnya demonstrasi di Hong Kong mengurangi minat investor asing untuk melakukan pembelian. “Tak mengherankan bila investor asing kembali mencatatkan net sell senilai Rp 298,99 miliar,” ujar Lanjar. (Baca: Isu Harga BBM Masih Dorong Indeks Saham)
Secara teknis, Lanjar memperkirakan IHSG bergerak mendatar di level 5.130-5.170 pada hari ini, 4 Desember 2014. Dia merekomendasikan investor tetap memperhatikan saham-saham sektor perbankan, industri dasar, dan properti. Namun jika ingin melakukan pembelian, Lanjar mengingatkan investor untuk tidak melakukan perdagangan secara agresif. Sebab beberapa rilis penting data-data ekonomi global ihwal kepastian stimulus Bank Sentral Eropa dan data tenaga kerja Amerika Serikat membuat laju IHSG sulit ditebak.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Gubernur FPI Ngarep Sumbangan Warga
Gubernur FPI Siap Duel dengan Nikita Mirzani
Cerita Ahok tentang Hantu dan Setan Buta Huruf