TEMPO.CO, Jakarta - Penurunan peringkat utang PT Bumi Resources (BUMI) Tbk menjadi gagal bayar membuat harga saham emiten itu terjun bebas. Pada penutupan perdagangan sesi pertama siang ini, Kamis, 4 Desember 2014, saham Bumi kembali merosot ke level Rp 79 per lembar atau terkoreksi 2,46 persen.
Anjloknya saham Bumi merembet ke saham-saham pertambangan kelompok usaha Bakrie lain seperti Bumi Resources Mineral (BRMS) yang turun 3,29 persen hari ini. (Baca: Gagal Bayar, Saham Bumi Dihindari Investor)
Analis dari PT Investa Saran Mandiri, John Vetter, memperkirakan tekanan jual yang terjadi pada saham pertambangan kelompok Bakrie bisa membuat harga terus merosot. "Tekanan utang dan turunnya harga batu bara di pasar komoditas adalah penyebabnya."
Bila tekanan jual terus terjadi, John memperkirakan saham Bumi bisa menyusul saham-saham kelompok Bakrie lain yang berada di "kelompok gocap" atau saham dengan harga Rp 50 per lembar seperti Bakrie Sumatra Plantation (UNSP), Darma Henwa (DEWA), Bakrieland Development (ELTY), dan Bakrie Brothers (BNBR).
Harga Rp 50 itu pun sudah ditolong oleh peraturan Bursa Efek Indonesia yang menetapkan harga terendah sebuah saham adalah Rp 50. "Kalau tidak ada peraturan bursa, bisa saja harganya lebih rendah dari itu," kata John.
Menurut John, boleh dikatakan sudah tidak ada harapan bagi pemegang saham Bumi. Kecuali ada mukjizat harga minyak dunia naik tajam dan mendorong harga batu bara di pasar komoditas.
Bagi perusahaan, ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, melakukan transfer utang ke saham. Perusahaan bisa melakukan pembelian saham (buyback) di pasar sekunder dan memberikan seluruh saham tersebut kepada kreditur. "Kemudian opsi yang kedua adalah menjual perusahaan kepada investor lain."
Kemarin, Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat utang Bumi menjadi gagal bayar (default) dari sebelumnya selective default. Lembaga pemeringkat internasioal itu memprediksi perusahaan kelompok Bakrie itu tidak akan menyelesaikan utang-utangnya setidaknya dalam enam bulan ke depan.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler:
Mata-matai Pencuri Ikan, Susi Diprotes Dirjennya
Perusahaan Bakrie Diberi Cap 'Gagal Bayar' Utang
Ini Resep Menteri Bambang Agar Rupiah Tak Loyo
Lagi, Pertamina Incar Blok Migas di Malaysia