TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang akhir tahun, masyarakat pencinta seni di Jakarta akan mendapatkan satu sajian pertunjukan yang berbeda. Yaitu sebuah opera tari Gandari yang mengkolaborasikan tarian, orkestra, seni sastra, dan seni rupa. Pertunjukan yang disutradarai Yudi Ahmad Tajudin itu akan digelar 11-12 Desember 2014 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Opera tari Gandari dibuat berdasarkan puisi Gandari yang ditulis Goenawan Mohamad. Pementasan lintas disiplin seni ini akan menampilkan musik karya Tony Prabowo, komposer sekaligus kurator musik dan tari di Komunitas Salihara. "Proses awalnya sudah lama, muncul dulu untuk buat opera tari bersama Akiko dan Yudi," ujar Tony saat konferensi pers di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, 4 Desember 2014.
Pertunjukan ini tak hanya lintas seni, tapi juga lintas negara karena melibatkan koreografer Akiko dan beberapa penari dari Jepang, solois Katrien Baerts dan orkestra Asko Schonberg yang dikonduktori Bas Wiegers dari Belanda, penari dari Solo Indonesia, dan penata panggung Teguh Ostenrik dari Indonesia. "Saya memulainya dengan membaca puisi Gandari, sebuah tafsir yang lain dari yang sudah ada baru membayangkan pertunjukan dan musik yang digarap Tony," ujar Yudi.
Yudi mengaku tak ingin larut dalam tradisi meski inspirasinya berasal dari seni tradisi. Dia ingin menyajikan Gandari sebagai sosok pribadi, perempuan yang mempunyai keinginan, kemarahan, dan protes dengan caranya sendiri. Yudi juga mengatakan selama ini setiap seniman berlatih secara terpisah dan baru akan bertemu langsung besok dalam latihan bersama.
Akiko mengatakan tak mudah mewujudkan pertunjukan besar lintas negara ini. "Beruntung bisa bekerja sama dengan para penari muda yang bagus. Selama ini kami berlatih dan berdiskusi lewat Internet saja," ujarnya.
Pada awal latihan, Akiko bertemu dengan para penari dan berlatih selama hampir sebulan pada Juni lalu. Mereka berlatih dengan bantuan musik digital yang dikirim Tony. "Kami butuh musik langsung dan penting untuk mendapatkan emosi dalam koreografi," ujarnya.
Demikian pula dengan Wiegers yang mengakui baru berdiskusi secara maya. Selama berlatih, ia juga belum mendapatkan "sesuatu" untuk menghidupkan cerita. Karena itu, Wiegers cukup penasaran ketika semua elemen bertemu.
Sebagai narator pertunjukan ini, ada seniman Landung Simatupang dan Sita. Katrien akan menyanyikan puisi Gandari. Opera ini diselenggarakan oleh Yayasan Taut Seni yang didukung pula oleh tiga pusat kebudayaan: Erasmus Huis, Goethe Institute, dan Japan Foundation.
DIAN YULIASTUTI