TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta versi Front Pembela Islam, Fahrurrozi Ishaq, menyebut tak ada yang berubah dalam aktivitas kesehariannya sejak dilantik jadi "gubernur" oleh kelompok yang menamakan diri Presidium Penyelamat Jakarta. Setelah peristiwa itu, namanya sering muncul di media sosial karena diperbincangkan pengguna media sosial atau netizen. "Saya akui bila nama saya jadi bahan parodi dan fitnah di media sosial," ujarnya di Jalan Percetakan Negara, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2014. (Baca: Ogah Blusukan, Gubernur FPI Pilih Silaturahmi)
Salah satu akun yang menjadikan Fahrurrozi sebagai bahan guyonan muncul di media sosial Twitter dengan alamat @FahruroziIshaq. Profil yang disebut dia sebagai akun palsu itu menyatakan bapak lima anak tersebut sebagai gubernur sejak 2014 hingga kiamat. (Baca: Gubernur FPI Tantang Ahok Bikin Survei )
Cuitan yang dilontarkan juga mengundang tawa. Salah satunya, komentar soal Fahrurrozi yang menunggak iuran warga. "Ane kaga level bayar iuran warga. Ane biasanya bayar iuran riset roket NASA untuk blusukan ke kampung. Paham?!" cuit akun itu pada Kamis, 4 Desember 2014, sekitar pukul 13.00 WIB.
Ejekan dari netizen, menurut Fahrurrozi, tak menjadi masalah serius dalam menjalankan tugas. Sebab, kata pria 60 tahun tersebut, pemimpin harus berani difitnah untuk membela kebenaran. "Dulu, Wali Sanga saja difitnah. Masak, saya harus takut menghadapi perlakuan yang sama."
Bekas Wakil Ketua Majelis Syariat Partai Persatuan Pembangunan ini tak ambil pusing akibat jadi sasaran risak netizen. Menurut dia, pendukungnya sudah paham rekam jejaknya sebagai pemuka agama. Jadi, tutur dia, tak perlu ada penjelasan atau klarifikasi ihwal tuduhan atau fitnah yang dilancarkan netizen. "Bagi saya, itu tak penting dan tak ada niat juga membuat akun media sosial," ujarnya.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita Terpopuler
Gubernur FPI Ngarep Sumbangan Warga
Mata-matai Pencuri Ikan, Susi Diprotes Dirjennya
Menteri Susi Tak Bantah Nilai Perusahaannya Rp 1 T
Perampokan di Taksi, Ini Ciri Mobil yang Digunakan
Ical Ketum Golkar, Peristiwa Tragis Mengiringi