TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golongan Karya, Popong Otje Djundjunan alias Ceu Popong, menyambut baik rencana Wakil Presiden Jusuf Kalla memotong jam kerja pegawai perempuan. Popong mengatakan pernah menolak menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat karena lebih mementingkan pertumbuhan anak-anaknya ketimbang karier. (Baca: Jokowi Kaji Pengurangan Jam Kerja Perempuan)
"Waktu tahun 1971, saya pernah diminta untuk jadi anggota DPR. Tapi saya tolak, karena anak saya masih kecil-kecil," ujar Popong saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Desember 2014. Popong menuturkan dia baru menjadi anggota DPR setelah anak-anaknya memasuki jenjang perkuliahan.
Menurut Ceu Popong, perempuan memiliki tugas alamiah yang tak dapat digantikan pria, antara lain mengandung, melahirkan, dan menyusui. Tiga tugas itu, tutur, merupakan kodrat perempuan yang tak dapat diganggu kegiatan apa pun. "Itu pemikiran tajam dan cermat dari Pak Wapres. Saat ini keluarga di Indonesia kehilangan sosok ibu," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Desember 2014.
Jusuf Kalla, ujar Popong, menganggap penting hal itu. Kalla, tutur Popong, memberikan keringanan selama dua jam bagi pekerja perempuan yang memiliki tanggung jawab mengandung, melahirkan, dan menyusui. "Seorang ibu tak boleh melepaskan anaknya dalam masa pertumbuhan emas, yakni 0-5 tahun. Itu perintah Tuhan."
Popong mengimbau kaum perempuan tak keberatan dengan rencana kebijakan itu. Sebab, kebijakan itu tak mengganggu semangat emansipasi wanita. Menurut dia, emansipasi adalah persamaan hak laki-laki dan perempuan setelah keduanya memenuhi kewajiban Tuhan.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mengkaji pengurangan jam kerja bagi pekerja perempuan. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri menilai tenaga kerja perempuan mesti memiliki waktu lebih untuk mengurus anak dan keluarganya. Upaya itu dilakukan agar anak memiliki waktu yang memadai untuk dekat dengan ibunya. Hanif menuturkan kedekatan anak dengan ibu dapat mendidik anak lebih baik.
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Ical Ketum Golkar, Peristiwa Tragis Mengiringi
Mata-matai Pencuri Ikan, Susi Diprotes Dirjennya
Menteri Susi Tak Bantah Nilai Perusahaannya Rp 1 T
Perampokan di Taksi, Ini Ciri Mobil yang Digunakan
Ciri-ciri Taksi Express Asli dan Palsu