TEMPO.CO, London - Menyusui bisa menurunkan risiko depresi setelah melahirkan hingga 50 persen, demikian diungkapkan hasil penelitian terbaru yang melibatkan 14 ribu ibu baru. Di sisi lain ada peningkatan risiko depresi pada para wanita yang berencana untuk menyusui anaknya tetapi tak dapat melakukannya.
Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Maternal and Child Health ini meminta dukungan bagi para wanita yang tidak bisa menyusui anak-anaknya. Satu dari 10 wanita mengalami depresi setelah melahirkan anak mereka. Para ilmuwan meneliti data dari 13.998 kelahiran di bagian Inggris tenggara. Diketahui, para wanita yang berencana untuk menyusui anaknya mengalami penurunan 50 persen mengalami depresi saat mereka mulai menyusui. Namun risiko depresi menjadi lebih tinggi atau meningkat dua kali lipat di kalangan wanita yang ingin menyusui anaknya tetapi tak bisa melakukannya.
Dr Maria Iacovou, salah satu dari peneliti tersebut mengatakan, menyusui mempunyai efek protektif tetapi di sisi lain ada masalah lain juga. Ia menambahkan, Ibu baru yang menginginkan untuk menyusui anaknya tetapi tidak bisa melakukannya, mengalami risiko tertinggi.
Manfaat menyusui ini terus meningkat setiap minggunya hingga satu bulan.Namun dampak lebih panjang untuk mengalami depresi setelah melahirkan. Menurut Dr Iacovou, para praktisi kesehatan harus memberikan perhatian dalam masalah ini. "Adalah benar bahwa menyusui merupakan hak para ibu. Begitu banyak manfaatnya tetapi yang harus dipertimbangkan lebih jauh adalah memberikan dukungan kepada mereka yang ingin melakukannya dan mengenali mereka yang tidak bisa melakukannya, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kenaikan risiko depresi," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pengawasan para para wanita yang tak bisa menyusui anaknya meskipun sangat ingin, harus diperketat. Salah satu alasan mengapa menyusui bisa menurunkan depresi adalah perasaan nyaman saat air susu ibu (ASI) diproduksi. Dr Iacovou menambahkan bahwa faktor psikologis atau sosial seperti perasaan gagal menjadi seorang ibu juga berkontribusi dalam peningkatan risiko depresi.
Karenanya, sambung dia, meningkatkan kesehatan para ibu artinya akan membantu peningkatan kesehatan para bayinya pula. Sementara Rosemary Dodds, senior policy advisor di lembaga parenting NCT mengatakan, para ibu seringkali mengalami tekanan setelah melahirkan seperti rasa nyeri, kurangnya waktu tidur dan kecemasan. Menyusui anaknya dengan ASI, lanjut dia, membantu para ibu untuk rileks dan menurunkan stres sehingga ia memegang peranan penting dalam mencegah masalah kesehatan mental.
BBC | ARBAIYAH SATRIANI
Berita Lain:
6 Alasan Mengapa BAB Jongkok Lebih Sehat
Jakcloth YES Digelar di Senayan
Wanita Sering Keluhkan Ukuran Bra, Ini Penyebabnya
Mufidah JK: Negara Melindungi Kaum Difabel