TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan kepolisian menilai penting keberadaan Global Positioning System pada armada taksi. Ia mengatakan keberadaan alat pemantau lokasi ini penting dan berguna tidak hanya bagi perusahaan taksi, namun juga bagi kepolisian.
"Penting bagi perusahaan taksi untuk mengkontrol armadanya," kata Kombes Rikwanto, melalui pesan singkatnya, Sabtu, 6 Desember 2014. Ia menyampaikan keberadaan alat pendeteksi lokasi ini juga berguna bagi kepolisian berkaitan dengan tindak lanjut penyidikan atas dugaan kejahatan yang kerap terjadi pada armada taksi. (Baca: Ahok Berbagi Tip Aman Pakai Taksi)
"Penting bagi polisi untuk bantuan penyidikan bila ada yang tersangkut masalah pidana," kata Rikwanto. Ia mengatakan pemasangan alat GPS tersebut akan membuat keberadaan armada terpantau dan terlacak ketika ditemukan adanya kejahatan ataupun penyalah gunaan armada oleh pihak-pihak tertentu.
Menurut Rikwanto, niat Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Organisasi Angkutan Daerah (Organda) DKI untuk mewajibkan pemasangan GPS pada armada taksi menjadi langkah yang baik berkaitan dengan keamanan dan keselamatan transportasi publik. (Baca: Ahok Akan Cabut Izin Taksi Kriminal)
Ia mengaku jika rencana kewajiban pemasangan GPS ini benar akan diterapkan dalam bentuk Peraturan Daerah, maka pengawasan pemasangan akan menjadi ranah Dinas Perhubungan selaku pengawas transportasi. Ia mengatakan pengawasan atau pengontrolan pemasangan GPS ini bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kepolisian. Namun, Pemanfaatan alat pendeteksi ini akan sangat berguna dan membantu bagi kepolisian dalam upaya menyelesaikan kasus kejahatan di armada taksi.
Organda dan Gubernur DKI Jakarta berencana mewajibkan pemasangan GPS diseluruh armada taksi yang beroperasi di Jakarta. Pemasangan ini menurut Ahok berguna dalam peningkatan sistem keamanan mengontrol dan memantau pergerakan taksi di Jakarta.
Sebelumnya, terjadi dua aksi perampokan di dalam taksi pada malam hari. Perampokan pertama terjadi pada RW (27) yang dirampo pada 28 November 2014. RW kehilangan telepon genggam Blackberry Curve, Iphone 5s, dan uang tunai Rp 1 juta.
Kejadian selanjutnya menimpa RP (30) di kawasan SCBD pada 1 Desember 2014. RP kehilangan Iphone 5s, Lapotop, ATM BCA dan kalung emas.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Lain
SBY Pernah Tegur Pembakaran Kapal Asing Ilegal
Surati Lurah, Gubernur FPI Mau Bikin Pemerintahan
Menteri Anies Baswedan Stop Kurikulum 2013
Anies Batalkan Kurikulum 2013, Guru: Tepat Sekali