TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Perencanaan dan Pengendalian Operasi Badan Intelijen Negara Kolonel Budi Santoso menyebut Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai "pembunuh berdarah dingin". "Mentalnya melebihi tentara," kata Budi dalam kesaksiannya tentang operasi pembunuhan Munir di sebuah video pada 2008 yang disaksikan Tempo pekan lalu. (Baca: Blakblakan Saksi Kunci Pembunuhan Munir)
Saat pembunuhan Munir pada 7 September 2004, Budi masih menjabat di Badan Intelijen Negara itu. Dia dilapori secara intens oleh Pollycarpus, pilot Garuda Indonesia yang menjadi terpidana 14 tahun penjara dalam kasus tersebut. (Baca: Pollycarpus Sebut Munir Target Ikan Besar)
Menurut Budi, setelah eksekusi dengan racun arsenik itu, Polly melaporkan telah menghabisi Munir. "Saya membatin, kok, ada orang yang enteng sekali membunuh orang lain," ujarnya. (Baca: Berapa Ongkos Membunuh Munir?)
Setelah dilapori Polly, Budi bertanya, apakah dia sudah melaporkannya juga kepada Muchdi Purwoprandjono, Deputi Penggalangan BIN. "Polly menjawab sudah lapor," tutur Budi.
Polly, yang bebas bersyarat pekan lalu, dan Muchdi, yang divonis bebas dari dakwaan otak pembunuhan, menyangkal cerita Budi. Polly bahkan menyangkal kenal dengan Muchdi dan Budi. Apakah benar ia intel BIN? "Tanya ke BIN saja," katanya. (Baca: Kasus Munir, Muchdi Bebas karena Surat Palsu?)
Berita lengkap dari penelusuran terbaru pembunuhan Munir bisa dibaca di majalah Tempo edisi terbaru yang terbit Senin, 8 Desember 2014.
BHD | RUSMAN PARAQBUEQ
Video Terkait:
Baca berita lainnya:
Kubu Ical: Peserta Munas Ancol Diberi Rp 500 juta
Jokowi Kaget Lihat Jakabaring
Begini Cara 13 Polisi di Kudus Menyiksa Kuswanto
Usul BPJS Jadi Kartu Subsidi, Anang Dibilang Lucu
Ical Pecat Kader Bandel di Munas Golkar Tandingan