TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan petani garam belum sejahtera karena adanya permainan mafia. Susi menggunakan istilah "samurai garam" untuk para mafia ini. "Petani garam susah terus karena ada lima samurai," katanya dalam acara workshop Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia di gedung Kementerian Kelautan, Senin, 8 Desember 2014.
Susi enggan menjelaskan secara gamblang siapa pihak yang disebutnya samurai garam. Namun, menurut Susi, praktek samurai garam lambat laun akan mematikan petani garam lokal. (Baca: Menteri Susi dan Risma Begadang Demi Garam)
Pihak yang berwenang menjelaskan siapa samurai garam, menurut Susi, adalah Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. "Kemendag dan Kemenperin harus membuat penjelasan siapa itu lima samurai," ujarnya. (Baca: Kementerian Kelautan Ambil Fungsi Pengawasan Impor Garam)
Susi juga meminta dua kementerian itu lebih transparan mengenai data impor garam. "Mesti terbuka. Policy dibuat itu harus bisa dijelaskan kenapa dilakukan impor garam. Kenapa kita harus impor? Kenapa dengan petani garam lokal?"
Menurut Susi, jika petani garam lokal terkendala oleh teknologi, seharusnya yang dilakukan adalah peremajaan teknologi, bukan impor garam. Adanya teknologi, kata Susi, bisa mengembangkan produksi garam lokal sehingga tidak perlu bergantung pada garam impor.
DEVY ERNIS
Berita lain:
Christine Hakim: Ibarat di Film, Ahok Peran Utama
Maret 2015, Ahok Bikin Enam Taman Idaman
Jokowi Tolak Sahkan Golkar Kubu Ical dan Agung