TEMPO.CO, Cape Canaveral - Wahana robot New Horizons milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya "bangkit" dari tidur panjangnya. Robot itu telah menempuh perjalanan berjarak 4,8 miliar kilometer selama sembilan tahun. NASA memulai kembali program New Horizons memburu planet Pluto yang berada di Sabuk Kuiper dan mempelajari permukaannya yang dipenuhi es.
Alarm yang dipasang di tubuh New Horizons menyala dan membangunkan robot itu pada pukul tiga sore, Sabtu, 6 November lalu. Namun para operator di Bumi tidak menerima sinyal konfirmasi hingga pukul 09.30 malam. Lokasi New Horizons sekarang begitu jauh, sehingga radio sinyal dengan kecepatan suara dari robot itu memerlukan waktu 4 jam 25 menit untuk sampai ke stasiun di Bumi.
Pluto terletak di Sabuk Kuiper, wilayah di ujung tata surya berisi planet-planet mini beku, yang ikut mengorbit matahari. Pluto dan obyek-obyek yang berada setelah planet Neptunus tersebut diperkirakan adalah sisa-sisa formasi pembentukan sistem tata surya 4,6 miliar tahun silam. Wilayah itu adalah area terakhir di sistem tata surya yang belum dieksplorasi. "Sulit untuk memperhitungkan evolusi dan isi tata surya berdasarkan pandangan arsitektur manusia setelah penemuan Sabuk Kuiper," kata peneliti NASA, Alan Stern.
Program NASA untuk mempelajari Pluto, bulan-bulan yang mengelilingi planet itu, serta semua obyek di Sabuk Kuiper yang beku rencananya dimulai pada 15 Januari 2015. Titik terdekat New Horizons dengan Pluto diprediksi tercapai pada 14 Juli 2015.
Sejak ditemukan pada 1930, Pluto masih menjadi sebuah misteri besar. Para peneliti berusaha menemukan jawaban mengapa planet berdiameter cuma 1.190 kilometer, separuh lebar Amerika Serikat, ini bisa muncul setelah planet-planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Posisi Pluto 40 kali lebih jauh dibanding jarak Bumi ke matahari. "Kami penasaran mengapa Pluto menjadi sebuah keanehan," ujar Stern.
Pada 1992, para astronom menemukan bukti bahwa Pluto bukanlah satu-satunya obyek terjauh di tata surya manusia. Sejak itu, Persatuan Astronomi Internasional mempertimbangkan kembali definisi planet yang disandang Pluto.
Pada 2006, saat New Horizons memulai perjalanannya, status Pluto sebagai planet kesembilan di tata surya resmi dicabut. Pluto kini masuk dalam daftar Dwarf Planet--obyek luar angkasa yang memiliki massa planet namun sebetulnya bukan planet atau satelit yang mengorbit planet lain. Di Sabuk Kuiper ada lebih dari seribu obyek serupa Pluto.
NASA | REUTERS | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Berita lain:
Kubu Ical: Peserta Munas Ancol Diberi Rp 500 juta
Jokowi Tolak Sahkan Golkar Kubu Ical dan Agung
Usul BPJS Jadi Kartu Subsidi, Anang Dibilang Lucu