TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung dan PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN) menjalin kerja sama untuk membuat base station atau stasiun pemancar jaringan internet nirkabel generasi ke empat (4G) untuk perangkat telekomunikasi bergerak. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) di Kampus ITB, Selasa 9 Desember 2014. (Baca: Telkomsel Pasang Jaringan 4G LTE di 200 Lokasi.)
Kepala Pusat Mikroelektronika ITB, Trio Adiono, mengatakan kerja sama ini menjadi upaya untuk mendekatkan hasil riset di kampus dengan industri dalam negeri. "Ini bisa menjadi contoh panutan, karena banyak lembaga riset namun kurang bersinergi dengan industri," kata dia di Aula Timur ITB.
Vice President Marketing and Business Development Division PT Len Industri, Tarmizi Kemal Fasya, mengatakan perseroan dan ITB akan memproduksi massal base station 4G pada Maret atau April 2015. "Sejauh ini belum ada buatan lokal. Nilai investasinya pun belum bisa diungkapkanm" ucapnya. (Baca juga: Ponsel untuk Akses 4G Telkomsel, Apa Saja?)
CEO PT Xirka Silicon Technology, Sylvia W. Sumarlin, mengatakan membangun industri teknologi informasi di Indonesia tergolong sulit dan mahal. Sylvia memberi contoh pembuatan pabrik komponen telepon seluler paling sedikit butuh dana Rp 200 miliar.
Menurut Sylvia, mahasiswa dan kampus di Indonesia sebenarnya mampu menyokong industri lokal. Namun kesempatannya masih sulit. Karena itu, dia meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk menumbuhkan industri lokal. "Paling tidak untuk dua hal, pelayanan masyarakat dan peralatan militer," katanya.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler
Menteri Susi Tangkap 22 Kapal Ikan Cina
Ruhut Ungkap Agenda di Balik Pertemuan Jokowi-SBY
Jokowi-SBY Bertemu, Peta Politik DPR Berubah Total