TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah aktivis sosial curiga ada banyak kejanggalan dalam proses perizinan hotel di Yogyakarta. Namun Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas mengatakan komisi antikorupsi belum menerima pengaduan resmi ihwal indikasi korupsi di balik maraknya pembangunan hotel di Yogya.
”Tapi tidak tahu juga, kalau (laporan) masih di (pegawai) bawah,” katanya di sela acara musik yang digelar untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Selasa malam, 9 Desember 2014. “(Laporan) belum ada di meja pimpinan.”
Ia tak banyak berkomentar ihwal upaya Komisi menelisik kejanggalan dan indikasi korupsi pembangunan hotel ini. “Wartawan lebih tahu soal itu,” katanya.
Awal Oktober lalu, sekelompok seniman dan warga Yogyakarta mengkritik kebijakan pemerintah setempat tentang pembangunan hotel. Mereka membuat mural penolakan pendirian hotel di sejumlah tempat publik.
Maraknya pendirian hotel dianggap menyebabkan air tanah berkurang, sehingga sumur warga kering. Dalam aksi itu, kelompok yang menamakan diri Warga Berdaya itu mengancam akan mengundang komisi antirasuah untuk menyelidiki proses perizinan pendirian hotel baru.
Anggota Jaringan Anti-Korupsi Yogyakarta, Tri Wahyu, mengatakan bisa jadi Komisi telah melakukan penyelidikan. “Tapi, kan ada wilayah yang tak bisa diungkap ke publik,” katanya kepada Tempo, Rabu, 10 Desember 2014.
Dia mengatakan banyak kejanggalan dalam proses pembangunan banyak hotel baru di Yogyakarta. Tapi, dugaan itu masih memerlukan bukti. “Memang banyak kejanggalan,” katanya.
Misalnya, dia memberi contoh, pembangunan hotel sudah dimulai meski belum mendapat persetujuan dari warga sekitar. Dia menduga ada penyalahgunaan izin. Sosialisasi kepada warga dianggap persetujuan, meski perizinan belum selesai. “Dugaan adanya kongkalikong itu besar,” katanya.
Tri mengaku mendapat informasi bahwa tak semua proses pengurusan izin ditangani dinas atau layanan satu atap. Izin prinsip, kata dia, merupakan suatu proses perizinan yang masih menjadi wewenang penuh kepala daerah. “Ini tentu dengan mudah dimainkan,” katanya.
ANANG ZAKARIA
Berita terpopuler:
Amerika Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal
Terungkap, Rencana Transaksi Petral dan Sonangol
ITB dan LEN Rancang Pemancar Jaringan 4G