TEMPO.CO, Subang - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno menjajal daya cepat rambat ledak detonator di pabrik bahan peledak, PT Dahana (Persero). “Wow, keras sekali suaranya,” ujarnya. Dia tampak terkejut sambil tetap memelototi hasil uji coba di layar monitor Energetic Material Center milik PT Dahana di Kecamatan Cibogo, Subang, Jawa Barat, Rabu, 10 Desember 2014.
Rini meminta manajemen Dahana tidak melulu menyasar pasar dalam negeri dalam memasarkan produk bahan peledaknya. Dahana harus mampu bermain di pasar ASEAN. Sebab, pasar ASEAN sangat berpotensi digarap Dahana. (Baca: Setoran Dividen BUMN Ini Bakal Dikurangi)
Untuk menjadi tuan di rumahnya sendiri, Rini berjanji memberikan ruang bagi Dahana untuk memasarkan produk lokalnya tersebut kepada setiap perusahaan tambang asing yang berada di Indonesia. "Bukan cuma produk, tapi jasanya juga harus bisa masuk di perusahaan asing,” tutur Rini. (Baca: Kenapa BUMN Dilarang Garap Konstruksi Rp 30 M?)
Direktur Keuangan dan SDM PT Dahana Susilo Hertanto mengatakan produk detonator milik mereka juga diproduksi di pabrik di Turen, Malang. Adapun produk bahan peledak utama yang sudah diproduksi di antaranya Dayagel Magnum, Dabex, Danfo, Pentolite Booster, Dayagel Seismic, dan shaped charges untuk sektor komersial.
Rini sempat mengelilingi kawasan Energetic Material Center milik Dahana yang luasnya mencapai 600 hektare. “Di kompleks EMC, terdapat pabrik, pergudangan, laboratorium, workshop, dan fasilitas pendukung lainnya,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Dahana Mamat Ruhimat.
NANANG SUTISNA
Berita lain:
Amerika Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal
Dirjen HAM: Menteri Susi seperti James Bond
Koalisi Prabowo Ikut Golkar Dukung Perpu Pilkada?