TEMPO.CO, Jakarta - Otak perampokan di dalam taksi putih berlogo Express diketahui sebagai sopir taksi Blue Bird Group, yaitu Sutrisno, 41 tahun. Hal itu memunculkan dugaan kemungkinan adanya motif bisnis di balik peristiwa tersebut.
Namun, hingga saat ini, polisi belum menemukan indikasi motif bisnis tersebut. "Sejauh ini, motifnya masih kebutuhan hidup," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto kepada Tempo, Rabu, 10 Desember 2014.
Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku merampok karena terdesak harus memenuhi kebutuhan sekolah anaknya. Hal senada sempat disampaikan pelaku kepada Tempo sebelumnya. "Saya butuh uang untuk biaya sekolah anak," ujarnya. (Baca: Ini Cara Polisi Meringkus Perampok di Taksi Putih)
Kepolisian, tutur Heru, terus menyelidiki kasus ini. Apalagi satu orang lagi dari komplotan Sutrisno masih buron, yaitu J. Tersangka yang sudah tertangkap adalah Edward Syah Jaya, 31 tahun, dan Agus Supriyanto, 22 tahun.
Heru menuturkan polisi belum memeriksa manajemen Blue Bird. "Kami akan pastikan soal itu," katanya.
Manajemen perusahaan taksi berlogo burung biru itu sebelumnya membantah terlibat. "Dia memang pramudi kami dan sudah diberhentikan. Tapi, kami tegaskan, manajemen perusahaan tidak terlibat atau tidak ada sangkut-pautnya," tutur Kepala Humas Blue Bird Group Teguh Wijayanto di rumah makan Dapur Sunda, Selasa, 9 Desember 2014. (Baca: Sopir Jadi Pelaku, Blue Bird: Kami Tak Terlibat)
Komplotan Sutrisno sudah empat kali merampok. Semua dilakukan di sekitar kawasan SCBD dan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Polisi juga masih mencari barang bukti utama berupa taksi curian yang dimodifikasi kemudian digunakan untuk merampok.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler:
Sopir Jadi Pelaku, Blue Bird: Kami Tak Terlibat
Amerika Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal
Koalisi Prabowo Ikut Golkar Dukung Perpu Pilkada?
Dirjen HAM: Menteri Susi seperti James Bond