TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi reaksi keras terhadap kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan demi meredam inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Menghadapi inflasi dengan menaikkan bunga itu sama dengan membersihkan sesuatu dengan lap kotor," kata JK dalam acara Tempo Economic Briefing di Hotel Shangri-La, Rabu, 10 Desember 2014. (Baca: BI Rate Naik, Saham-saham Ini Rawan Terkoreksi)
Menurut JK, menaikkan BI Rate untuk menekan inflasi bukan langkah tepat. Sebab, kenaikan suku bunga pada akhirnya akan mendongkrak biaya industri dan masyarakat. Jika hal ini terjadi, inflasi berpotensi melambung semakin tinggi. Hal lain yang harus dilakukan, ujar JK, adalah memperbaiki anggaran, pengolahan subsidi, dan efisiensi belanja negara. (Baca: BI Rate Naik, Kalla: Bunga Mahal Hambat Daya Saing)
JK juga yakin inflasi akibat kenaikan harga BBM akan berakhir dalam waktu dekat. Menurut dia, inflasi yang terjadi masih di bawah 2 persen. Begitu pula dengan reaksi keras dari sebagian masyarakat yang menolak kebijakan tersebut. "Dua hingga tiga minggu, demonstrasi sudah mengecil."
Pernyataan ini dilontarkan JK sebagai reaksi atas kebijakan bank sentral yang menaikkan BI Rate setelah harga BBM bersubsidi naik. Dalam rapat Dewan Gubernur BI, Selasa, 18 November 2014, bank sentral memutuskan menaikkan BI Rate dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen. BI beralasan, kenaikan tersebut bertujuan menjaga ekspektasi inflasi agar tetap terkendali. (Baca: Harga BBM Melambung, BI Rate Naik Jadi 7,75 Persen.)
PINGIT ARIA | ANDI IBNU
Berita Terpopuler
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
Gubernur FPI Akhirnya Punya Kantor, Dimana?
Gerindra: Kami Harus Lebih Hati-hati dengan SBY