TEMPO.CO, Jakarta - Rachmat Gobel punya ambisi sebagai Menteri Perdagangan yang duduk di jajaran Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Rachmat berambisi meningkatkan ekspor produk manufaktur nasional selama lima tahun ke depan.
Rachmat mengatakan, pada 2019, sebanyak 65 persen ekspor nasional harus didominasi oleh produk manufaktur. "Jika itu bisa dilakukan, target peningkatan ekspor hingga 300 persen selama lima tahun tidak mustahil," katanya dalam seminar Tempo Economic Briefing di Hotel Shangri-La, Rabu, 10 Desember 2014. (Industri Otomotif Jadi Tumpuan Ekspor)
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai ekspor Indonesia pada Januari sampai Oktober 2014 mencapai US$ 148,06 miliar. Dari jumlah tersebut, kata Rachmat, 63 persen berupa komoditas atau produk primer, bukan barang olahan industri manufaktur. Padahal 67 persen perdagangan dunia kini diisi oleh produk industri.
Karena itu, kata Rachmat, pemerintah berupaya mendorong komposisi produk manufaktur dari total ekspor. Caranya, mengembangkan produk unggulan seperti barang elektronik, tekstil dan produk turunannya, produk kimia, kayu, furnitur, serta logam. "Selain itu, ekspor produk otomotif dan mesin juga bisa ditingkatkan." (Kejar Ekspor, Produksi Sedan Digenjot)
Meski begitu, Rachmat mengatakan masih ada produk primer yang menjadi unggulan ekspor, seperti perikanan. "Ini juga masih sesuai dengan misi pemerintah di sektor maritim," ujarnya.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
'Yang Konflik Golkar, Kok, yang Bicara Gerindra'
Ini Isi Kesepakatan Koalisi Prabowo-Demokrat