Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perdebatan Emisi di Konferensi Perubahan Iklim  

image-gnews
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2014 atau Conference of The Parties United Nations Framework Convention on Climate Change ke-20 di Lima, Peru. (TEMPO/Shinta Maharani)
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2014 atau Conference of The Parties United Nations Framework Convention on Climate Change ke-20 di Lima, Peru. (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Lima -Konferensi Para Pihak atau United Nations Framework
Convention on Climate Change ke-20 dan Kyoto Protocol ke-10 di Lima, Peru, belum menghasilkan kesepakatan. Konferensi ini belum menyimpulkan perihal komitmen pengurangan emisi akibat perubahan iklim. Negosiasi antar-delegasi dari setidaknya 190 negara yang terlibat masih berjalan alot. Forum internasional ini berlangsung pada 1-12 Desember 2014. (Baca: Konferensi Peru Jadi Penentu Isu Perubahan Iklim)

Sekretaris Delegasi Republik Indonesia, Moekti Handajani Soejachmoen mengatakan semua negara bertanggung jawab menurunkan emisi akibat perubahan iklim. Tapi, konferensi hingga kini belum menemukan kesepakatan. "Kepentingan negara maju dan berkembang berbeda. Tarik ulur terjadi dalam negosiasi," kata dia.

Ihwal yang membuat belum terjadinya kesepakatan adalah tarik ulur tentang siapa yang paling bertanggung jawab menurunkan emisi. Negara maju misalnya menginginkan negara berkembang melakukan upaya yang sama dengan mereka menurunkan emisi. (Baca: Tari Indonesia Buka Konferensi Iklim di Lima, Peru)

Tapi, ada pula negara yang bersikukuh meminta negara maju sepenuhnya bertanggung jawab menurunkan emisi. Negara itu di antaranya India, Bolivia, Cina, Arab Saudi, dan Iran.

Sedangkan, sejumlah negara berkembang punya pandangan berbeda. Indonesia menggunakan prinsip kerja sama dengan negara lain, misalnya bantuan teknologi. "Indonesia terus berjanji melakukan upaya adaptasi dan mitigasi," kata dia.

Menurut dia, negara maju punya target menurunkan emisi hingga tahun 2030. Sedangkan Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 26 persen pada 2020. Indonesia telah memulainya sejak tahun 2005. Kebijakan penurunan emisi misalnya
penghematan bahan bakar minyak bumi. "Deforestasi juga banyak dibicarakan di konferensi," kata dia. (Baca: Keseriusan Indonesia Kurangi Emisi Karbon Ditagih)

Negosiasi, kata dia juga berjalan alot karena sejumlah negara memiliki wadah yang berbeda-beda ketika akan menyampaikan suara. Semua negara belum tentu punya suara yang sama, misalnya 139 negara yang masuk kelompok negara berkembang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesian sebagai negara berkembang kata dia perlu menjaga hubungan dalam pergaulan internasional. "Kami tidak bisa bicara secara gamblang dan frontal soal kepentingan Indonesia," kata dia.

Anggota tim negosiator delegasi Republik Indonesia Medrilzam, menyatakan Indonesia punya satu suara dalam konferensi perubahan iklim di Lima. Suara Indonesia ini penting untuk menentukan hasil kesepakatan antar-negara peserta konferensi, yang akan dilanjutkan dalam UNFCCC COP 21 di Paris, Perancis Desember 2015. (Baca: Konferensi Perubahan Iklim, Indonesia Bawa 5 Isu)

"Saya berharap Indonesia bisa membawa kepentingannya lebih kuat," kata
Kepala Sub Direktorat Pengembangan Ekonomi dan Manajemen Kehutanan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ini mengatakan upaya adaptasi dan mitigasi perlu terus diupayakan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Dia berharap banyak pemimpin Indonesia yang serius memikirkan isu ini. (Baca: Pemanasan Global Ancam Menenggelamkan Pulau)

SHINTA MAHARANI
Terpopuler
Anakonda Telan Presenter TV, Asli atau Palsu?
7 Fakta Kunci Laporan Senat AS Soal Penyiksaan CIA
AS Siaga Jelang Publikasi Laporan Penyiksaan CIA 
Sejarah Interogasi Keras CIA Sejak 2002 Lalu
Pesawat Jatuh di Amerika Serikat, 6 Orang Tewas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

14 hari lalu

Penjelasan Jokowi Soal Presiden Cawe-cawe Jelang Pemilu 2024
Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.


Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

45 hari lalu

Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.


Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

49 hari lalu

Pelampung (buoy)  air dangkal dapat mendeteksi gerakan kecil dan perubahan dasar laut yang sering merupakan pertanda bahaya alam seperti gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami. Kredit: University of South Florida
Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.


Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Presiden Jokowi menunjukkan SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. Festival LIKE merupakan rangkuman akumulasi kerja Presiden pada bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan, dan Energi, khususnya energi terbarukan.  TEMPO/Subekti
Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.


Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Whasfi Velasufah (kiri) dan Koordinator Hubungan International IPPNU Sururoh Uthman (kanan). Foto: Istimewa
Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB


Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Wanita Afghanistan menghadiri peresmian perpustakaan wanita di Kabul, Afghanistan, 24 Agustus 2022. REUTERS/Ali Khara/File Foto
Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.


UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.


Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

2 Maret 2022

Muhammad Andrianudin, siswa MAN 2 Mataram, salah satu wakil Indonesia pada Model United Nation (MUN). kemenag.go.id
Siswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB

Muhammad Andrianudin, siswa kelas 12 Program Keagamaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram menjadi wakil Indonesia di simulasi sidang PBB atau MUN.


Sekolah Bogor Raya Jadi Tuan Rumah Simulasi Sidang PBB Harvard Student Agencies

15 Februari 2022

Kantor PBB di Jenewa, Swiss.
Sekolah Bogor Raya Jadi Tuan Rumah Simulasi Sidang PBB Harvard Student Agencies

Sekolah Bogor Raya menjadi tuan rumah Harvard Student Agencies Model United Nations yang diikuti siswa dari enam benua.