TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil tema "Hak Asasi Manusia 365" untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia pada 10 Desember 2014. PBB menyeru setiap orang untuk melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Tapi kampanye PBB untuk memperingati hari HAM internasional tahun ini seolah-olah tak terdengar di beberapa negara anggotanya yang tercatat dirundung situasi HAM yang sangat buruk. (Baca: Rakyat Korut Dilarang Pakai Nama Kim Jong-un)
Freedom House, lembaga independen pemantau masalah demokrasi dan hak asasi manusia, baru saja merilis hasil risetnya yang bertajuk Freedom in the World 2014. Ada tiga kategori mengenai kemerdekaan setiap negara dalam menjalankan demokrasi dan HAM, yakni bebas, separuh bebas, dan sangat tidak bebas.
Dilansir dari lama resmi lembaga itu, Freedomhouse.org, sebanyak 88 negara atau 45 persen tergolong dalam kategori bebas, 59 negara atau 30 persen separuh bebas, dan 48 negara atau 25 persen dinyatakan sangat tidak bebas.(Baca: 3.000 Warga Korut Lari ke Korsel Setiap Tahun )
Korea Utara, Arab Saudi, dan Suriah masuk dalam daftar negara yang menerapkan HAM secara sangat tidak bebas. Tujuh negara lainnya yang juga berkategori sangat tidak bebas adalah Republik Afrika Tengah, Somalia, Sudan, Equatorial Guinea, Eritrea, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Indikasinya adalah terbelenggunya hak-hak politik dan kebebasan sipil. (Baca: Somalia Mulai Tinggalkan Praktek Mutilasi Kelamin)
Hasil riset Amnesty Internasional bertajuk Torture in 2014 30 Years of Broken Promises menyebutkan Korea Utara merupakan negara yang tingkat kejahatannya paling buruk di Asia-Pasifik. Penjara di Korea Utara dianggap sebagai rumah penyiksaan yang paling mengerikan di seluruh dunia. Ratusan ribu tahanan dewasa dan anak-anak diperlakukan sangat tidak manusiawi.(Baca: Pidato, Baghdadi Bersumpah Serang Arab Saudi )
Para tahanan menghabiskan waktu di penjara dengan kerja paksa dan dipukuli, sementara waktu istirahat minim. Tak hanya itu, makanan yang disediakan bagi mereka tidak terjamin higienis. Perawatan medis pun sangat kurang. Akibatnya, banyak tahanan yang meninggal di dalam penjara.
DEWI SUCI RAHAYU | MARIA RITA
Baca juga:
Gitar Jokowi Dijadikan Simbol Antikorupsi
Agung Bertemu JK, Kubu Ical: Tak Ada yang Istimewa
Mayapada Siap Bangun Monas seperti Taman Victoria
Jadwal Liga Champions Kamis Dinihari