TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan Fuad Amin Imron, tersangka kasus suap proyek gas di Jawa Timur. Ia cuma tersenyum, tak menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan wartawan. "Terima kasih," katanya singkat di gedung KPK, Jakarta, Kamis, 11 Desember 2014.
Ajudan Fuad yang juga berstatus tersangka, Ra'uf, pun diperiksa. Keduanya diminta keterangan sebagai saksi untuk bos PT Media Karya Sentosa bernama Antonio Bambang Djatmiko, tersangka penyuap.
Mereka turun dari mobil tahanan secara bersamaan pada pukul 13.25 WIB. Keduanya memilih diam tak menjawab berbagai pertanyaan. Ini adalah pemeriksaan lanjutan bagi Fuad. Rabu kemarin, mantan Bupati Bangkalan itu dipanggil penyidik KPK hingga larut malam. (Baca: Fuad Amin cs Dicurigai Berusaha Gagalkan Penyidikan)
Fuad ditangkap karena diduga menerima suap dalam kaitan dengan proyek pembangunan pipa gas untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, Bangkalan. KPK menduga PT Media Karya Sentosa kongkalikong dengan badan usaha milik daerah Bangkalan, yaitu Perusahaan Daerah Sumber Daya. PT Media Karya adalah perusahaan yang ingin mendapatkan kontrak pembelian gas dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore. (Baca: Fuad Amin Disebut Jalankan Silent Operation)
Penangkapan Fuad merupakan buntut rangkaian operasi tangkap tangan yang dilakukan petugas KPK. Beberapa jam sebelum Fuad dicokok, petugas KPK terlebih dahulu menangkap Ra'uf, Antonio, dan anggota TNI Angkatan Laut Kopral Satu Darmono yang menjadi kurir bagi Antonio. Lantas, seluruhnya ditetapkan menjadi tersangka karena terlibat dalam proses penyuapan terhadap Fuad--khusus Darmono, KPK menyerahkannya ke Peradilan Militer. (Baca: Bupati Bangkalan Diduga Sebagai Perantara Suap)
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Topik Terhangat
Golkar Pecah | Kasus Munir | Interpelasi Jokowi | Paloh, Jokowi & Sonangol | Susi Pudjiastuti
Berita Terpopuler
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Kubu Agung Rombak Fraksi Golkar di DPR
Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi