TEMPO.CO, Jakarta - Anggota komunitas pencinta sejarah Roode Brug Soerabaia, Adi Erlianto Setiawan, menceritakan akhir hayat kapal selam kecil milik Jerman (Unterseeboot/ U-boat), U-168, yang tenggelam di dasar Laut Jawa. (Baca: Ditemukan, Kapal Selam Nazi Menyusup ke Laut Jawa)
Menurut Adi, pada 6 Oktober 1944, U-168 dihajar torpedo yang ditembakkan kapal selam Belanda, HNMS Zwaardvis, di Laut Jawa. HNMS Zwaardvis menembakkan enam torpedo. "Salah satunya mengarah ke ruang torpedo U-168, sehingga kapal itu meledak," kata Adi di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kamis, 11 Desember 2014
Sebanyak 27 dari 34 awak U-168 selamat dari insiden ini. Adi mengatakan Kapten Letnan Helmut Pich yang mengomandani U-168 tidak memberikan perlawanan terhadap serangan kapal selam Belanda. Padahal U-168 sempat mengamati potensi serangan selama 11 menit. (Baca: TNI AL Temukan Bangkai Kapal Selam Jerman)
Sebelum tiba di Asia Tenggara, Helmut Pich dan U-168 berlayar dari Kiel, Jerman, pada 9 Maret 1943. Pada 3 Juli 1943, kapal ini bertolak dari Pangkalan Lorient menuju Penang, Malaysia, dan tiba pada 11 November 1943.
Pada 28 Januari-3 Februari 1944, U-168 berpatroli mengelilingi Penang dan berangkat ke Batavia (Jakarta) pada 7 Februari 1944. Setiba di Batavia pada 24 Maret 1944, U-168 berpatroli sebelum kemudian tenggelam pada 6 Oktober 1944. "Tercatat U-168 berpatroli empat kali selama 252 hari," kata Adi.
Baca Juga:
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malan