TEMPO.CO, Semarang - Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas memperkirakan, secara keseluruhan, inflasi pada tahun ini berkisar 7,9-8,1 persen. Lonjakan inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, tarif angkutan umum, dan tarif dasar listrik.
“Kenaikan harga cabai yang tinggi juga berkontribusi besar terhadap kenaikan inflasi,” kata Ronald dalam sambutan acara serah-terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Jumat, 12 Desember 2014. Harga komoditas cabai belakangan ini naik karena berkurangnya pasokan di sejumlah sentra produksi. (Baca: Ekonomi Indonesia Masih Ditopang Belanja Warga)
Ronald menjelaskan, laju inflasi nasional per November 2014 sebesar 1,5 persen dan inflasi tahunan 6,23 persen (year on year). Kenaikan harga BBM bersubsidi ini, menurut dia, memang mendorong peningkatan ekspektasi inflasi yang bisa menggerus penghasilan riil masyarakat dan menambah jumlah penduduk miskin.
Untuk merespons lonjakan laju inflasi ini, Bank Indonesia mempertahankan kebijakan moneter ketat, yakni dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi 7,75 persen pada 18 November 2014. Kenaikan BI Rate ini diberlakukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi dan memastikan tekanan inflasi pasca-kenaikan BBM tetap terkendali. “Tahun 2015 ditargetkan inflasi bisa berada di lintasan sasaran, yaitu 4 persen,” ucap Ronald.
Laju inflasi di Jawa Tengah per November 2014 tercatat sebesar 6,19 persen (year on year) atau lebih rendah dibanding tingkat nasional. Angka tersebut termasuk prestasi selain pertumbuhan ekonomi provinsi itu pada kuartal ketiga tahun ini yang mencapai 5,4 persen. (Baca: JK Tak Setuju Kenaikan BI Rate)
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah yang baru, Iskandar Simorangkir, menyatakan pihaknya akan berupaya menekan angka inflasi di Jawa Tengah. Salah satunya dengan mendorong Tim Pengendali Inflasi Daerah Jawa Tengah untuk berfokus pada tiga isu utama, yakni inflasi, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan pengangguran. “Pertumbuhan terutama ditopang oleh industri pengolahan dan perdagangan, hotel, dan restoran,” ucap Iskandar.
ROFIUDDIN
Berita terpopuler:
Penenggelaman Kapal Dicibir, Begini Kata Susi
Menteri Susi: You Langgar Aturan, Saya Tabrak
Hancurkan Kapal Asing, Indonesia Bisa Kena Perkara