TEMPO.CO, Jakarta - Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan pengunduran diri Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar belum mempengaruhi pergerakan saham perusahaan ini secara signifikan. (Baca: Pesan Emirsyah Satar untuk Dirut Baru Garuda.)
Menurut Reza, investor selama ini melihat keberadaan Emir di Garuda tidak membawa banyak perubahan. Kondisi kinerja keuangan Garuda selama ini masih mengalami kerugian. "Emirsyah tidak bisa mengembangkan Garuda," katanya kepada Tempo, Kamis, 11 Desember 2014.
Hal senada diutarakan analis PT Woori Korindo Securities, Reza Priyambada. Reza mengatakan harga saham GIAA tidak pernah naik signifikan sejak melakukan IPO (penawaran perdana saham) pada Februari 2011. (Baca: Emirsyah Satar: Tahun Depan, Garuda Tetap Rugi.)
Saat itu saham Garuda dilepas dengan harga Rp 750 per lembar saham. Namun saat ini harga saham Garuda Rp 620 per lembar saham. Artinya, selama tiga tahun perusahaan belum mampu mencetak laba per saham. Bahkan, ketika dolar AS naik tajam sejak 2012, harga saham Garuda sempat anjlok hingga kisaran Rp 400 per lembar.
Menurut Reza, harga saham Garuda saat ini memang sudah kembali ke level Rp 620 per lembar karena ditolong turunnya harga minyak mentah dunia. Pertanyaannya, sampai sejauh mana sentimen harga minyak akan memberi keuntungan operasional bagi emiten? Karena itu, direktur utama yang baru nanti harus bisa mencari strategi lain. "Posisi Garuda serbasulit karena mereka membeli avtur menggunakan dolar, tetapi jasa penerbangannya menggunakan rupiah," ujar Reza Priyambada.
Emirsyah Satar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia. Surat permohonan pengunduran dirinya sudah dikirimkan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno yang mewakili pemerintah selaku pemegang saham Garuda. Pengunduran diri Emirsyah terungkap dari surat PT Garuda Indonesia yang ditujukan kepada Direktur Pencatatan PT Bursa Efek Indonesia, Kamis, 11 Desember 2014. Surat tersebut diteken oleh Direktur SDM & Umum Garuda Indonesia Heriyanto A.P.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi
Ditemukan, Kapal Selam Nazi Menyusup ke Laut Jawa