TEMPO.CO, Jakarta - Pelapor karikatur yang dimuat The Jakarta Post, Edy Mulyadi, mengatakan tak memaafkan tindakan surat kabar berbahasa Inggris itu karena telah memuat karikatur ISIS edisi 3 Juli 2014. (Baca: Majelis Mubaligh Puas Jakarta Post Jadi Tersangka)
Menurut Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Korps Muballigh Jakarta ini, meski Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Meidyatama Suryodiningrat sudah ditetapkan sebagai tersangka, majelis tetap menyimpan amarah kepada koran itu. "Biar jadi pelajaran, makanya jangan main-main," kata Edy saat dihubungi, Sabtu, 13 Desember 2014. "Supaya kejadian serupa tidak terulang lagi." (Baca: Alasan Jakarta Post Memuat Karikatur ISIS)
Baca Juga:
Edy mengatakan, dua hari setelah karikatur itu terbit, tepatnya 5 Juli 2014, majelis diundang ke kantor The Jakarta Post di Palmerah, Jakarta Barat. Dalam pertemuan itu, kata Edy, Meidyatama mengaku bersalah dan ceroboh karena telah memasang karikatur berlafalkan tauhid di korannya. (Baca: Kronologi Kasus Karikatur ISIS di The Jakarta Post)
Edy mengaku saat itu segenap jajaran redaksi The Jakarta Post meminta maaf kepada seluruh umat Islam atas pemuatan karikatur tersebut. "Tapi maaf saja tidak cukup kalau menyangkut agama," ujarnya. "Kalau semuanya dimaafkan, apalagi soal agama, pelecehan dan penistaan akan terus terjadi." (Baca: Dewan Pers: Jakarta Post Tidak Menghina Agama Islam)
Kepolisian Daerah Metro Jaya menetapkan Meidyatama Suryodiningrat sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Penistaan agama yang dimaksud terkait dengan gambar karikatur ISIS yang dimuat The Jakarta Post edisi 3 Juli 2014. Karikatur itu menggambarkan bendera berlambang tengkorak dengan kalimat tauhid di atasnya. (Baca: Dewan Pers: Kasus The Jakarta Post Sudah Selesai)
Edy melaporkan Meidyatama karena dianggap telah melecehkan umat Islam dengan memuat karikatur itu. Apalagi, dalam karikatur itu tercantum kalimat tauhid yang menurut Edy menghina umat Islam. (Baca juga: Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama)
REZA ADITYA
Topik terhangat:
Kapal Selam Jerman | Kasus Munir | Rekening Gendut Kepala Daerah | Perpu Pilkada
Berita terpopuler lainnya:
Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?
Beri Jalan ke Jokowi, Sultan Yogya Dipuji Habis
Refly dan Todung Seleksi Hakim MK, Jokowi Diprotes
Cerita Ahok Saat Kaca Spionnya Dicoleng