TEMPO.CO , Jakarta- Kabar penemuan bangkai kapal selam Jerman oleh Pasukan Katak TNI Angkatan Laut di Laut Jawa ramai diperbincangkan. Kapal selam kecil (untersee boat/ U-boat) buatan tahun 1942 itu karam dihantam torpedo oleh armada Belanda tahun 1944. (Baca:Kapal Selam Jerman Gunakan Minyak Racikan Jakarta.)
Meski ketinggalan dari Jerman dan negara-negara yang bertarung dalam Perang Dunia II, Indonesia ternyata pernah memiliki armada kapal selam yang cukup disegani di dunia. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, Indonesia memiliki kapal selam pada dekade 1960-an. "Saat itu Indonesia membeli 12 kapal selam dari Uni Soviet," kata Manahan kepada Tempo, Jumat 12 Desember 2014.
Manahan mengatakan kapal selam yang dibeli Indonesia adalah kelas Whiskey. Saat itu pemerintah menggunakan armada kapal selam dalam kampanye Tri Komando Rakyat (Trikora), untuk memaksa Belanda meninggalkan bumi Papua. (Baca: Kronologi Tenggelamnya Kapal Nazi Jerman.)
Kapal selam yang dimiliki Indonesia memiliki panjang 76,6 meter dan lebar 6,3 meter. Kapal in idibekali mesin diesel dengan jarak jelajah 8.500 mil laut. Saat berenang di permukaan, kapal selam pertama Indonesia mampu melaju maksimal 18,3 knot atau 34 kilometer per jam. Ketika menyelam, armada ini melesat secepat 13,5 knot atau 24 kilometer per jam.
Manahan mengatakan kapal-kapal ini dipersenjatai dengan enam peluncur torpedo dan senjata anti serangan udara. Setiap kapal membawa 12 amunisi torpedo sekali jalan. Kapal selam ini dioperasikan oleh 63 orang awak, termasuk komandan kapal. Jika dibandingkan dengan U-boat Jerman yang tenggelam di Laut Jawa, kapal selam Indonesia saat itu lebih unggul.
Baca Juga:
Namun pengabdian 12 kapal selam kelas Whiskey ini Class tidak terlalu lama. Setelah rezim berganti, pada dekade 1970-an kapal-kapal ini pensiun dini. Alasannya, kata Manahan, suku cadangnya sulit dicari. Perubahan arah politik Indonesia juga turut berpengaruh. Akhirnya, satu dari 12 kapal selam ini dipajang sebagai monumen di Surabaya, Jawa Timur.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama
Benarkah Hitler Sesungguhnya Hidup di Sumbawa?
Jay Subiakto Kecewa pada Jokowi, Untung Ada Susi