TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penerbit buku yang tergabung dalam Persatuan Pusat Grafika Indonesia (PPGI) menunggu kepastian dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, pascakeputusan menghentikan kurikulum 2013. Ketua PPGI Jimmy Junianto khawatir keputusan mendadak Menteri Anies tersebut membuat sekolah-sekolah tak mau membayar buku. (Menteri Anies: Buku Kurikulum 2013 Tetap Dibagikan)
"Kami perlu kepastian dari Menteri Pendidikan agar sekolah-sekolah bisa bersikap," ujar Jimmy ketika dihubungi, Sabtu, 13 Desember 2014. Menurut dia, proses pencetakan buku untuk semester dua sudah berjalan sekitar 50 persen. Dia juga berupaya meminta waktu bertemu Menteri Anies untuk mendapatkan kepastian. Tapi belum ada jawaban. (Plus-Minus Kurikulum 2013 Versi Dewan Pendidikan)
Saat ini, kata dia, buku-buku tersebut sudah masuk tahap pembuatan berita acara untuk kemudian didistribusikan. Sisanya, sekitar 50 persen, menurut Jimmy dilaksanakan pada Januari-Maret 2014 sesuai payung kontrak. (Anies: Mau Pakai Kurikulum 2013, Silakan)
Dia masih gamang apakah buku-buku tersebut akan dibayar oleh pihak sekolah karena kebijakan Menteri Anies menghentikan kurikulum 2013. "Pasti sekolah berpikir untuk apa membayar kalau tidak digunakan," kata Jimmy. Sesuai payung kontrak, nilai percetakan semester 2 ini sekitar Rp 2,1 triliun. (Tahun Ini Semua Sekolah Terapkan Kurikulum 2013)
Ia menceritakan pembayaran buku pada semester 1. Dari 96 persen yang sudah didistribusikan, kata Jimmy, baru 48 persen yang dibayar. Nilai kontrak percetakan buku pada tahap pertama ini sebesar Rp 3,2 triliun.
LINDA TRIANITA
Terpopuler:
Beri Jalan ke Jokowi, Sultan Yogya Dipuji Habis
Jokowi Ancam Pencuri Ikan, Ini Respons Thailand
Diajak Ikut Iringan Jokowi, Apa Kata Sultan Yogya?
Refly dan Todung Seleksi Hakim MK, Jokowi Diprotes