TEMPO.CO, SEOUL - CEO Korean Airlines memecat wakil presiden, yang juga putri sulungnya sendiri, karena memaki dan mengusir kepala kabin dan seluruh awaknya di sebuah penerbangan rute New York-Seoul.
Masalahnya hanya karena menghidangkan kacang macadamia dalam bungkusan, bukan di atas piring di penerbangan kelas satu maskapai tersebut. Insiden itu kini menjadi pembicaraan luas di Korea Selatan sebagai “Nut Rage” atau “Kemarahan Kacang”. Kementerian Transportasi dan Kejaksaan Agung Korea Selatan juga menggelar penyelidikan terkait kemungkinan pelanggaran aturan penerbangan.
Dalam wawancara dengan jaringan televisi KBS, Jumat sore, 12 Desember 2014, kepala pramugara Park Chang jin mengungkapkan, saat kejadian, dia dihina dan dipaksa berlutut minta maaf oleh Heather Cho, putri CEO Korean Airlines, Cho Yang-ho.
“Dalam situasi dimana dia mengatakan ‘telpon sekarang untuk menghentikan pesawat. Saya tidak membiarkan pesawat ini terbang.’, saya tidak berani membantah dia, putri pemilik maskapai,” kata Park.
Insiden tersebut terjadi pada 5 Desember 2015 lalu. Pilot kemudian membawa pesawat kembali ke gerbang Bandara Internasional John F. Kennedy New York untuk mengeluarkan semua awak kabin dengan keterlambatan lepas landas 20 menit. Penerbangan tiba di Bandara Incheon, dekat Seoul, terlambat 11 menit dari yang dijadwalkan.
Cho adalah putri tertua Cho Yang-ho. Dua saudara kandungnya juga eksekutif di maskapai penerbangan tersebut. Park mengatakan Cho menyumpahinya, menusuk punggung tangannya dengan ujung buku beberapa kali, serta menunjuk-nunjuk ke arahnya saat dia berlutut.
Insiden yang tersiar pertama kali Senin lalu, menuai kemarahan warga Korea Selatan. Akibat insiden itu, sang Ayah memecat Heather Cho, tidak saja dari dewan eksekutif Korean Airlines, tetapi juga Hanjin Group.
Beberapa jam sebelum Heather diperiksa Kementerian Transportasi Korea Selatan dengan dugaan mengganggu penerbangan, Cho Yang-ho meminta maaf kepada publik atas tindakan bodoh yang dilakukan putrinya.
“Saya minta maaf sebagai kepala Korean Air dan sebagai seorang Ayah,” katanya. “Saya mohon kesalahan ditimpakan kepada saya. Ini semua karena kesalahan saya, saya gagal mendidik putri saya.”
Hanjin adalah satu dari 10 perusahaan keluarga terbesar di Korea Selatan. Sebelum insiden tersebut, Heather atau Cho Hyun-ah adalah wakil presiden jasa penerbangan serta jaringan hotel. Dia adalah CEO KAL (Korean Airlines) Hotel Network, Wangsan Leisure Development Co. dan Hanjin Travel Service Co., seluruh anak perusahaan Hanjin Group. Dia juga anggota Dewan Direktur Korean Airlines, jabatan yang hanya bisa dicopot oleh rapat pemegang saham.
REUTERS | YONHAP | NATALIA SANTI
Berita Lainnya:
Jokowi Nyumbang Masjid di Afganistan Rp 5 Miliar
Longsor Banjarnegara, Kemensos Andalkan Stok Gudang
Plus-Minus Kurikulum 2013 Versi Dewan Pendidikan
Ahok: Mafia Preman 'Petakin' Monas