TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama mengaku sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta waktunya terkuras untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Jakarta. "Kerjaan ini enggak enak. Sabtu-Minggu saja ada acara," katanya, saat acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, di Monas, Jakarta Pusat, 13 Desember 2014.
Seharusnya, Ahok melanjutkan, waktu luang bisa digunakan untuk kegiatan refreshing bersama keluarga. "Sabtu-Minggu seharusnya bisa ke Singapura menikmati opera," kelakarnya. (Baca: Ahok: Mafia Preman 'Petakin' Monas)
Ketidaknyamanan lainnya, Ahok menambahkan, banyak warga mengancam dirinya. Ancamannya dengan tidak memilih mantan Bupati Belitung Timur itu pada Pemilihan Kepala Daerah 2017. (Baca:Ahok Soal Razia PSK: Tua Digaruk, yang Muda Enggak)
"Saya katakan jangan gertak dengan tidak memilih saya lagi. Sampai tujuh turunan enggak memilih saya juga tidak apa-apa," ujar Ahok. Ia mengaku sudah resisten dengan ancaman seperti itu.
Ia pun memiliki kiat bagaimana cara memimpin Jakarta. "Memimpin Jakarta itu tidak perlu cerdas, karena orang cerdas banyak. Yang perlu itu kuat otot," ucapnya. (Baca:Cerita Ahok Saat Kaca Spionnya Dicoleng)
Ia melanjutkan, setiap hari dirinya melatih otot jantung dan kakinya dengan cara olahraga pagi. Tujuannya, "Kalau didemo biar bisa lari kenceng," kelakar Ahok.
ERWAN HERMAWAN
Baca juga:
Jokowi Nyumbang Masjid di Afganistan Rp 5 Miliar
Longsor Banjarnegara, Kemensos Andalkan Stok Gudang
Plus-Minus Kurikulum 2013 Versi Dewan Pendidikan
Ahok: Mafia Preman 'Petakin' Monas