TEMPO.CO , Jakarta: - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Gerindra Darori Wonodipuro meminta masyarakat mewaspadai terjadinya longsor di musim hujan ini. Menurut dia, tersebar beberapa titik longsor di Pulau Jawa karena luas hutan tinggal 10 persen. (Baca: Pengungsi Banjarnegara Butuh Selimut dan Baju Bayi )
"Rakyat harus mewaspadai longsor atau banjir," ujar Darori ketika dihubungi, Sabtu, 13 Desember 2014. Karena itu, dia menyarankan masyarakat yang tinggal di kawasan lembah agar segera mengungsi ketika hujan terus selama enam jam.
Mantan Direktur Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan itu mengatakan ada tiga penyebab terjadinya longsor. Pertama, ada beberapa daerah seperti Aceh, Medan, Jawa Tengah, Jawa Timur, atau kawasan pegunungan yang jenis tanahnya latosol. Menurut dia, jenis tanah ini memang licin dan mudah longsor. (Baca: Longsor di Banjarnegara, BPBD Sudah Ingatkan)
"Lapisan tanah tipis, di bawahnya batu, jadi akar pohon tidak bisa menancap kuat," ujar anggota DPR dari daerah pemilihan Banjarnegara itu.
Kedua, orang yang menebang pohon secara liar (illegal logging) pada musim kemarau, ranting-rantingnya ditinggal. Saat musim hujan, ranting-ranting itu terbawa arus ke sungai yang akhirnya menahan air dan lumpur. Sehingga, saat ranting tersebut sudah tidak bisa menahan maka terjadi air bah. (Baca:Kena Macet, Lalu Tertimbun Longsor di Banjarnegara)
Ketiga, bisa saja adanya tebangan-tebangan pohon di wilayah atas gunung. Lalu, akarnya busuk sehingga tanahnya retak. Di celah tanah yang retak itu kemudian mengalir air hujan yang lama-lama akan memisahkan tanah dan membentuk lapisan. Lapisan tanah yang putih bercampur air inilah yang akan mudah longsor. (Baca: Baru 17 Korban Tewas Ditemukan, Evakuasi Dihentikan)
Jumat, 12 Desember 2014 sekitar pukul 18.00 WIB, bencana longsor hebat terjadi di Dusun Jemblungan, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Puluhan rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 keluarga di Dusun Jemblungan RT 05 RW 01, tertimbun tanah. Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi sebanyak 17 orang, 11 orang luka berat, dan 4 orang luka ringan.
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
Kapal Selam Jerman | Kasus Munir | Rekening Gendut Kepala Daerah | Perpu Pilkada
Berita terpopuler lainnya:
Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?
Beri Jalan ke Jokowi, Sultan Yogya Dipuji Habis
Refly dan Todung Seleksi Hakim MK, Jokowi Diprotes
Cerita Ahok Saat Kaca Spionnya Dicoleng