TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Golkar hasil musyawarah nasional di Ancol, Agung Laksono, mengatakan kubunya berharap islah dengan kubu Aburizal Bakrie, Ketua Umum hasil munas di Bali. Agung ingin mediator dari kedua kubu bukan yang terlibat di faksi Agung maupun Aburizal. (Baca: Islah Golkar, Apa Tawaran Kubu Agung Laksono?)
Agung menginginkan perdamaian kedua kubu diwakili oleh tokoh senior Golkar seperti B.J. Habibie dan Cosmas Batubara. "Jangan Akbar Tandjung atau M.S. Hidayat yang jadi tim mediator dong," kata Agung saat dihubungi pada Ahad, 14 Desember 2014. Akbar Tanjung kini menjabat Ketua Dewan Pertimbangan hasil munas di Bali. Sedangkan M.S. Hidayat menjadi Ketua Harian Golkar di bawah Aburizal.
Agung mengatakan dia kerap dihubungi Akbar menjelang dan saat munas di Bali, 30 November-4 Desember lalu, untuk membicarakan islah. Namun, Agung tak menggubris ajakan Akbar. "Kalau islah saat munas Bali, saya nanti dianggap melegitimasi kepemimpinan Aburizal," kata dia. Kini Akbar jarang menghubungi Agung. "Ganti M.S. Hidayat (yang menghubungi saya)." (Baca: Cara Ical Bujuk Laoly Tak Sahkan Kabinet Agung)
Rabu lalu, Ketua Harian Golkar kubu Aburizal, M.S. Hidayat, mendatangi kantor partai beringin di bilangan Slipi, Jakarta Bara. Hingga kini, kantor tersebut dikuasai kubu Agung. Hidayat mengatakan adanya masalah di internal partai tak menghalangi silaturahmi dengan sahabatnya di Golkar. "Kami juga membicarakan bagaimana menyelesaikan masalah Golkar lalu menjadi keluarga besar dan kuat," katanya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca Berita Terpopuler
Pramugari AirAsia Disiram Air Panas, Ini Sebabnya
Tutut Minta Putusan Arbitrase TPI Dibatalkan
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Mereka yang Terpilih, Tokoh Tempo 2014
Tagar Tentang Jokowi Paling Cepat Tersebar di 2014