TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan mengatakan untuk memutus rantai kekerasan pada anak di sekolah, pendidik harus memiliki kesadaran baru. Mendidik siswa yang nakal itu perlu ketenangan dan kesabaran.
Jika emosi guru terpancing saat mendisplinkan anak, kata Anies, akan terjadi kekerasan. "Padahal mendispilinkan berbeda dengan melakukan kekerasan," ujarnya dalam acara Memperingati 25 Tahun Konvensi Hak Anak dan Perenungan HAM di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Ahad, 14 Desember 2014.
Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, pada 2012 terjadi 147 kasus kekerasan di lingkungan sekolah. Sementara pada 2013 angkanya meningkat, menjadi 255 kasus. Banyak guru, kata Anies, yang belum mengetahui cara untuk mendisiplinkan siswanya. (Baca: Cegah Tawuran, Menteri Anies: Banyak Ekskul Jadul)
"Penting bagi pendidik untuk mengetahui cara mendisiplinkan anak," ujar penggagas gerakan Indonesia Mengajar itu. Kasus kekerasan pada anak di sekolah juga bisa terjadi lantaran masyarakat masih menganggap biasa budaya perisakan.
"Banyak yang menganggap perisakan itu lumrah dan bagian dari tradisi," ujarnya. Mantan Rektor Paramadina itu mengimbau kepala sekolah dan guru untuk berperan aktif untuk mencegah kasus kekerasan pada siswa.
GANGSAR PARIKESIT
Baca Berita Terpopuler
Pramugari AirAsia Disiram Air Panas, Ini Sebabnya
Tutut Minta Putusan Arbitrase TPI Dibatalkan
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Mereka yang Terpilih, Tokoh Tempo 2014
Tagar Tentang Jokowi Paling Cepat Tersebar di 2014