TEMPO.CO, Banda Aceh - Menjelang peringatan 10 tahun bencana tsunami, beberapa sekolah di Aceh menggelar simulasi siaga bencana gempa dan tsunami. “Tujuannya, memberikan pengetahuan kepada siswa, bagaimana tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” kata Koordinator Sekolah Siaga Bencana Aceh, Faisal Ilyas, Senin, 15 Desember 2014.
Menurut Faisal, sekolah-sekolah yang menggelar simulasi menjadi korban bencana tsunami 10 tahun lalu. Hari ini, simulasi dilakukan di SD Negeri 2 dan SD Negeri 65 Lampulo, Banda Aceh. Sedangkan besok, 16 Desember 2014, simulasi diselenggarakan di SMPN 1 Peukan Bada, Aceh Besar.
Berdasarkan pantauan Tempo, simulasi di SD Negeri 2 Banda Aceh diikuti oleh sekitar 600 siswa dan para guru. Dalam simulasi, digambarkan terjadi gempa berkekuatan 8 skala Richter. Para siswa berlindung di bawah meja. Terlihat siswa yang senior membantu siswa junior. Beberapa saat berselang, terdengar suara sirene. Para siswa diarahkan ke lantai dua sekolah guna berlindung jika terjadi tsunami.
Kepala SD Negeri 2 Banda Aceh Nani Irawati mengatakan simulasi seperti itu sudah rutin dilakukan. “Minimal setahun sekali, karena simulasi sangat penting dilakukan,” ujarnya. Nani mengisahkan, sekolahnya terimbas tsunami 10 tahun lalu. Sebelum tsunami, sekolah itu mempunyai 1.200 murid. Setelah tsunami, hanya 50 yang tersisa. “Saat ini jumlah murid kami sekitar 600 orang,” ucapnya.
Sekolah lain yang tak jauh dari SD Negeri 2 juga rutin menggelar silmulasi serupa, seperti SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Banda Aceh. Seorang siswa kelas 6 SD Negeri 2 Banda Aceh, Fahriati Mahrani, menyebut sekolahnya sebagai sekolah siaga bencana. “Simuasi dilakukan setahun sekali. Diajarkan cara berlindung saat gempa dan tsunami,” tutur Fahriati, yang berperan sebagai dokter dalam simulasi.
ADI WARSIDI
Berita Terpopuler
Pramugari AirAsia Disiram Air Panas, Ini Sebabnya
Tutut Minta Putusan Arbitrase TPI Dibatalkan
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Mereka yang Terpilih, Tokoh Tempo 2014