TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, sampai saat ini, kasus wabah antraks yang menyerang peternakan sapi di Kabupaten Blitar belum menular ke daerah lain. Selain itu, menurut dia, wabah antraks juga telah dilokalisasi, sehingga tidak berdampak pada daerah di luar Blitar. "Tidak terjadi penularan," ujar Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Senin, 15 Desember 2014.
Soekarwo menambahkan, untuk mencegah meluasnya wabah, belasan sapi yang mati langsung dimusnahkan. Penanganan itu telah dilaporkan kepada Kementerian Pertanian. (Baca berita terkait: Kediri Tolak Sapi Blitar Gara-gara Antraks)
Baca Juga:
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan secara mendetail terhadap sapi-sapi di Blitar yang telah dikirim ke daerah-daerah lain. "Pemeriksaan tersebut kewajiban agar dapat diketahui, karena tidak mungkin sapi yang telah dikirim ditarik kembali," tutur Soekarwo.
Sebelumnya, Dinas Peternakan Kabupaten Blitar mengumumkan adanya serangan antraks di Kecamatan Srengat. Sejak Idul Adha hingga sekarang, 14 sapi mati akibat wabah tersebut. Uji sampel di laboratorium Balai Besar Veteriner, Yogyakarta, menunjukkan kematian sapi-sapi tersebut positif karena serangan virus antraks.
Darah sapi terakhir yang mati positif terinfeksi bakteri Bacillus anthracis atau antraks. Kepastian itu langsung dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur serta Kementerian Pertanian. Sesuai dengan prosedur, daerah yang terserang wabah tersebut harus diisolasi. (Lihat beritanya di sini: Wabah Antraks Serang Peternakan Sapi di Blitar)
EDWIN FAJERIAL
Lihat Berita Terpopuler:
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
Susi: Jangankan Cina, Amerika pun Kita Lawan
Kontras Ancam Laporkan Jokowi ke PBB
Kata KPK Soal Transaksi Mencurigakan Kasus BJB
Buat Film Porno di Gereja, Mengaku 'Malaikat'