TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Indonesian Corruption Watch, Ade Irawan, menyatakan gaji bukanlah akar permasalahan korupsi kepala daerah. "Mereka itu bukan corruption by need (korupsi bukan berdasarkan kebutuhan) tapi corruption by greed (korupsi karena keserakahan)," kata Ade di sela acara peringatan Hari Anti-Korupsi di Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 14 Desember 2014.
Menaikkan gaji, kata Ade, hanya menjadi solusi instan untuk mencegah kepala daerah korupsi. "Tapi, kalau ternyata rekanan-rekanan mereka di partai politik menawarkan hal-hal tertentu, godaan untuk menyeleweng tentu besar sekali, selain sebagai tanda terima kasih mereka karena diusung," ujarnya. (Baca: Diduga Berekening Gendut,Berapa Gaji Alex Noerdin?)
Karena itu, kata Ade, sistem pemilihan kepala daerah harus diawasi betul untuk menghindari penyelewengan dan kecurangan pada masa depan. Caranya, antara lain, dengan mengawasi dana kampanye. "Harus dibeberkan secara transparan, dan money politics harus diberikan sanksi tegas," katanya.
Selain itu, ujar Ade, uang mahar yang kerap terjadi dalam pemilukada harus diberantas. "Pengawasan publik luas sangat diperlukan di sini. Kepala daerah itu berani karena mereka pikir jauh dari pusat jadi tidak akan ketahuan. Apalagi tidak ada media atau pengawasan publik luas langsung ke sana," tuturnya. (Baca: Perusahaan Fiktif, Modus Kirim Dana Rekening Gendut)
Sebelumnya, Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Widyo Pramono berjanji mengusut tuntas temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ihwal transaksi mencurigakan di rekening delapan kepala daerah. Beberapa temuan itu, kata Widyo, sudah lama diusut dan mulai mendekati proses penyidikan atau penetapan tersangka. (Baca: Harta Fauzi Bowo Naik Rp 13 Miliar dalam 2 Tahun)
Salah satu nama yang dilaporkan memiliki rekening gendut adalah Nur Alam, Gubernur Sulawesi Tenggara; mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo; dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Nur Alam dan Alex sudah membantah adanya aliran duit mencurigakan di rekening mereka. (Baca: Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?)
INDRI MAULIDAR