Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Posisi BAB Terbaik, Jongkok atau Duduk?  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Sebuah kamar mandi terdapat dua toilet bersebelahan pada hotel yang menjadi tempat berlangsungnya acara Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 di Kota Sochi di Krasnodar Krai, Russia, (3/2). REUTERS/Lucy Nicholson
Sebuah kamar mandi terdapat dua toilet bersebelahan pada hotel yang menjadi tempat berlangsungnya acara Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 di Kota Sochi di Krasnodar Krai, Russia, (3/2). REUTERS/Lucy Nicholson
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk buang air besar? Jawabannya tergantung pada posisi. (Baca: Waspadai Susah Buang Air Besar di Pagi Hari)

Dalam suatu eksperimen, seseorang hanya membutuhkan 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka dengan cara jongkok. Sedangkan buang air dengan posisi duduk memerlukan waktu 130 detik. “Posisi jongkok memudahkan orang buang air,” ujar Dov Sikirov, ilmuwan yang memimpin eksperimen terhadap kasus ini, seperti dikutip Medicaldaily, Senin, 15 Desember 2014. Penelitian Sikirov mengusik kenyamanan warga lapisan menengah dan atas, yang selama ini dijejali produk toilet model duduk.

Bagaimana dengan warga lapisan bawah? Jangankan memikirkan posisi, mereka tidak punya uang untuk membeli tempat buang air besar yang layak. Bank Dunia memperkirakan 2,5 miliar orang di dunia (sekitar 57 juta diantaranya di Indonesia) tidak punya kakus yang layak. Aktivitas buang hajat mereka lakukan di sungai, ladang, dan sembarang tempat dengan risiko menyebarkan virus dan kuman.

Beberapa pakar kesehatan menilai orang yang buang air besar di toilet duduk memang lebih rentan terserang bakteri, seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Shigella dysenteriae. “Jika bakteri itu masuk ke dalam tubuh, pencernaan akan terganggu,” tutur Ari Fahrial Syam, dokter spesialis gastroentrologi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, kepada Tempo.

Ketiga jenis bakteri tersebut kerap ditemukan di toilet, khususnya di toilet umum. Meski tak terlalu berbahaya, jika ketiga jenis bakteri ini muncul dalam jumlah besar dan terus-menerus, diare berkepanjangan akan menyerang. (Baca: BAB Jongkok, Selamat dari Wasir?)

Ada beberapa penyakit lain yang mengintai seseorang jika terlalu memaksakan diri buang kotoran dengan posisi duduk. Pertama, gangguan pencernaan akibat bakteri di toilet yang masuk ke dalam tubuh. Kedua, sulit buang air besar dan rasa nyeri akibat membengkoknya posisi rectum, yang dalam jangka tertentu berujung wasir.

Otot rectumsigmoid tersebut memang mempunyai tugas menjaga kotoran manusia agar tidak mudah keluar. Kotoran berupa ampas sisa makanan akan keluar melalui otot ini setelah dibusukkan di dalam usus. Proses keluar dibantu oleh klep anus. (Baca juga: 6 Alasan Mengapa BAB Jongkok Lebih Sehat)

Hanya, otot-otot tersebut harus dilatih dengan cara buang air besar dalam posisi jongkok supaya siklus buang air terjaga. “Tak sering keluar, juga tak sulit keluar,” kata Michael Triangto, dokter spesialis olahraga dan otot, di Rumah Sakit Mitra Kemayoran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyakit jangka panjang karena terlalu sering buang air besar di toilet duduk adalah haemoroid, yakni sejenis varises yang muncul di pantat. Haemoroid terjadi akibat tak lancarnya aliran darah ke otot-otot di bokong. Pembuluh darah besar yang ada di daerah tersebut akhirnya tertekan. Walhasil, tutur Michael, pembuluh darah balik (vena) akan melebar. Penyakit ini dapat terjadi di dalam atau di luar dubur.

Meski begitu, para pengguna toilet duduk tak perlu berkecil hati. Ada cara khusus untuk membuat aktivitas buang air besar tetap sehat, yakni menekan pantat ke lubang toilet. “Caranya, bisa mengangkat kaki seperti posisi jinjit,” kata Michael, sambil menunjukkan cara yang benar. Posisi badan harus lebih condong ke arah depan.

Dengan cara tersebut, otot-otot hamstring pada paha lebih menarik otot gluteus maximus yang terletak di pantat. Lantas, lubang pantat akan lebih terbuka dan kotoran mudah terdorong keluar.

AMRI FATHON

Topik terhangat:

Longsor Banjarnegara | Kapal Selam Jerman | Rekening Gendut Kepala Daerah

Berita terpopuler lainnya:
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai 
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula 
Longsor Banjarnegara, 5 Menit yang Menenggelamkan 
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.