TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Bali bakal mendapat pasokan gas dalam bentuk LNG (liquified natural gas) dalam waktu dekat. Pasokan LNG tersebut nantinya akan mensuplai kebutuhan listrik pembangkit berkapasitas 200 megawatt (MW) milik PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang terletak di Pesanggrahan, Bali. (Baca:Jokowi Ajak Investor Korsel Lirik Luar Jawa)
"Terminal LNG ini sedang dalam persiapan pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi pada 2016," kata Presiden Direktur PT Pertamina Gas, Hendra Jaya dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa, 16 Desember 2014. Fasilitas Terminal LNG ini akan dibangun di kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Menurut Hendra, kehadiran fasilitas terminal LNG ini akan membantu untuk mengatasi ancaman krisis listrik di Pulau Dewata. Sebab, hingga saat ini, pertumbuhan konsumsi listrik di Bali mencapai 14 persen per tahun, tertinggi di Indonesia. (Baca:Tiga Strategi Jokowi untuk Atasi Krisis Listrik)
Pembangunan terminal LNG ini menggunakan konsep land-base terminal dengan kebutuhan area sekitar 5 Hektare. Kontraktor yang akan membangun adalah PT Perta Daya Gas, perusahaan patungan antara Pertagas dan Indonesia Power.
Terminal LNG ini nantinya memiliki kapasitas mencapai 24 ribu metrik kubik yang akan menyalurkan gas ke pembangkit Pesanggaran melalui pipa 12 inchi. Adapun kapasitas alir maksimal sebesar 50 mmscfd yang dapat menghasilkan listrik sebesar 250 MW. Rencananya, pasokan LNG akan diperoleh dari Bontang dan sumber-sumber lain. (Baca:Subsidi Listrik Naik Rp 7,7 Triliun)
Namu, pembangunan Terminal LNG ini kini masih menunggu penetapan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Benoa. Penetapan ini membutuhkan adanya rekomendasi dari Pemerintah Daerah Denpasar, disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Kesaksian WNI Soal Detik-detik Teror di Australia
Kubu Agung Cabut Gugatan Legalitas Munas Bali
Begini Akhir Teror Penyanderaan di Australia
Rini Soemarno Mau Jual Gedung BUMN ke Ahok
Menteri Yasonna: Besok Kepengurusan Golkar Disahkan