TEMPO.CO, Jakarta - Aksi penyanderaan yang dilakukan pria bersenjata di Lindt Chocolat Cafe, di Martin Place, Sydney, Australia, Senin, 15 Desember 2014, menyebabkan sejumlah perempuan berhijab khawatir akan mendapat pelecehan di angkutan umum. Atas kejadian itu, warga Australia menunjukkan aksi solidaritas dengan menuliskan tanda pagar (tagar) #IllRideWithYou. (Baca : Aksi Teror di Sydney, KJRI Buka Layanan Pengaduan)
Tagar #IllRideWithYou pertama kali dicetuskan oleh pemilik akun Twitter @sirtessa. "Bagaimana kalau membuat tagar? Apakah #IllRideWithYou?" tulis Sir Tessa seperti dikutip dari Independent. Hanya dalam sejam, sekitar 40 ribu pengguna Twitter menuliskan dukungannya dengan tagar tersebut. (Baca : Sandera: Empat Bom Ditanam di Sekitar Sydney)
Seperti halnya Sarah Hay, pemilik akun @SarahxHay. Dia menuliskan, "Warga Australia menunjukkan kepada kita bagaimana ini dilakukan. #IllRideWithYou = solidaritas tidak ada rasisme terhadap masyarakat muslim selama penyanderaan di Sydney." (Baca : Jaksa Agung Australia Sebut Warganya Tumbal ISIS)
Hal senada juga disampaikan pemilik akun @msclaracollin, Clarra Collin. "Jika Anda memakai pakaian keagamaan dan ingin pergi dari daerah pinggiran Adelaide ke pusat kota esok hari, tapi tidak ingin melakukan perjalanan sendiri #IllRideWithYou," cuit Clarra.
Tagar #IllRideWithYou pun menuai sambutan positif dari warga muslim Australia. Akun @MifrahMahroof mengaku senang dengan tagar tersebut. " Tagar #IllRideWithYou membuat saya bangga sebagai warga Australia. Terima kasih atas dukungan semuanya," tulis Mifrah Mahroof.
Arif juga merasakan hal serupa. "Ini adalah Australia saya. Menjadi seorang muslim dan ada tagar ini merupakan momen terbaik yang terjadi di hari ini. Saya cinta kamu, Australia #IllRideWithYou," cuit pemilik akun @Atozai itu.
Pada Senin pagi waktu setempat, puluhan pengunjung Kafe Lindt di Sydney, Australia, disandera kelompok bersenjata. Para sandera dipaksa mengibarkan bendera hitam dengan huruf-huruf Arab berwarna putih di bagian tengahnya. Penyanderaan itu memicu kekhawatiran bakal munculnya fobia terhadap pemeluk Islam di Australia.
SINGGIH SOARES | INDEPENDENT | TELEGRAPH
Berita Terpopuler
Susi: Jangankan Cina, Amerika pun Kita Lawan
Kontras Ancam Laporkan Jokowi ke PBB
Kata KPK Soal Transaksi Mencurigakan Kasus BJB
Buat Film Porno di Gereja, Mengaku 'Malaikat'
Sebab Rupiah Jadi Mata Uang 'Sampah'