TEMPO.CO, Sydney - Man Haron Monis menjadi masalah bagi Australia, khususnya warga Kota Sydney. Aksi terornya menyandera para pengunjung dan pekerja di Lindt Chocolat Cafe, Martin Place, Sydney, menghebohkan negara itu dan juga internasional. (Baca: Indonesia Kecam Penyanderaan di Sydney)
Menurut The Sydney Morning Herald, Monis mengaku sebagai tokoh agama dari Iran. Namun Monis memiliki sederetan rekam jejak kriminal sejak berimigrasi ke Negara Kanguru itu pada 1996. Misalnya, Monis pernah menjalani hukuman karena terlibat dalam kasus pembunuhan bekas istrinya, yang ditemukan dengan luka tusukan dan dibakar di sebuah apartemen di Sydney. (Baca: Polisi: Pelaku Teror di Australia Bekerja Sendiri)
Monis, 49 tahun, baru saja keluar dari penjara tahun ini setelah terlibat kasus kekerasan seksual terhadap perempuan pada 2002. Monis juga didakwa terlibat dalam 40 kasus kriminal lainnya pada Oktober lalu.
Lewat laman Facebook, yang di-like oleh sekitar 14 ribu akun, Monis menghasut netizen agar bergabung dengan "Tim Islam". Monis berdalih, ini bagian dari upayanya melawan kebijakan pemerintah Australia dalam isu terorisme. (Baca: Cara Polisi Lumpuhkan Haron Monis di Sydney)
Pemerintah Australia sendiri telah menahan sekitar 50 warga lokal dan 150 paspor simpatisan dari gerakan separatisme Islamic State di Irak dan Suriah. Monis bahkan pernah menyurati Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Dalam suratnya itu, Monis memprotes kunjungan Abbott ke kamp militer Tarin Kowt, yang didiami pasukan Australia. (Baca: Teror di Sydney, #illridewithyou Cegah Benci Islam)
Monis, yang sering disebut Syeh Haron, masuk catatan polisi karena menyebar surat elektronik bernada kebencian kepada keluarga tentara Australia, yang sedang bertugas di luar negeri. (Baca: Curhat Muslim Indonesia di Australia: Takut Teror!)
Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan ada indikasi penyanderaan ini bermotif politik. "Ini sebuah insiden yang sangat mengganggu. Saya dapat memahami kecemasan dan kegundahan rakyat Australia," kata Abbott di Canberra. (Baca: Di Twitter, Muncul Tagar Bela Muslimah Australia)
BBC | REUTERS | ABC NEWS | SYDNEY MORNING HERALD
Berita Terpopuler
Susi: Jangankan Cina, Amerika pun Kita Lawan
Kontras Ancam Laporkan Jokowi ke PBB
Kata KPK Soal Transaksi Mencurigakan Kasus BJB
Buat Film Porno di Gereja, Mengaku 'Malaikat'
Sebab Rupiah Jadi Mata Uang 'Sampah'