TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bukan cuma dirasakan kalangan pengusaha. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun ikut pusing akibat kenaikan nilai dolar. Apalagi kondisi ini bisa berlangsung lama. "Pasti berdampak pada kami," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca: Cinta Rupiah, BI Minta Pengusaha Tolak Dolar)
Menurut Ryamizard, pelemahan kurs rupiah paling berpengaruh bagi pembelian sejumlah alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. Alasannya, pengadaan alutsista itu dilakukan dengan menggunakan dolar. (Baca: Rupiah Letoy, JK Sebut Ekonomi Tetap Perkasa)
Ryamizard mengatakan, tahun ini, Kementerian sudah menganggarkan harga alutsitsa dalam kurs rupiah. Karena itu, pelemahan nilai rupiah membuat harga alutsista melebihi perkiraan awal. "Dampaknya, kami rencana mau beli sepuluh pesawat tapi cuma dapat sembilan," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu. Ryamizard berharap pelemahan nilai tukar rupiah ini tak berlangsung lama. (Baca: BI Turun Tangan, Rupiah Mulai Jinak)
Depresiasi rupiah terhadap dolar terjadi sejak awal pekan ini. Situs The Richest menyatakan rupiah termasuk dalam daftar lima alat tukar bernilai paling rendah di dunia. Indonesia masuk di urutan keempat mata uang dengan nilai tukar paling rendah terhadap dolar AS. Nilai rupiah lebih buruk bila dibanding leone, mata uang Sierra Leone, dengan kurs 4.363 per dolar AS. Adapun riel, mata uang Kamboja, kursnya setara dengan 4.058 per dolar AS.
INDRA WIJAYA
Berita terpopuler
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar