TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), M. Kardial, mengatakan seharusnya pemerintah membuat pengecualian bagi sepeda motor yang dilarang melintas di sejumlah jalan protokol Ibu Kota. (Baca: Ahok Larang Motor, Lalin Pejompongan Tak Bergerak)
"Mestinya bisa dikecualikan bagi sepeda motor yang dipakai sebagai jasa pengiriman," kata Kardial di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2014. Menurut dia, sepeda motor para kurir bisa dibedakan dengan cara memberikan tanda di boks atau menggunakan stiker Asperindo. (Baca: Motor Dilarang, Tunggu Bus Tingkat Setengah Jam)
Mulai hari ini, Rabu, 17 Desember 2014, Pemerintah DKI Jakarta melarang sepeda motor melintas di Bundaran Hotel Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, dan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Aturan tersebut diuji coba selama sebulan ke depan dan berlaku sepanjang hari. (Baca: Motor Masih Bisa Lewat Medan Merdeka Barat)
Sekretaris Jenderal Asperindo Amir Syamsuddin berujar aturan pembatasan sepeda motor berpotensi merugikan sektor jasa pengiriman logistik. Amir memperkirakan kerugian sektor usaha ini mencapai Rp 190 triliun. "Ini dapat mengganggu perekonomian," kata Amir. (Baca: Gara-gara Ahok, Pengusaha Rugi Rp 190 Triliun)
Amir menjelaskan, sebanyak 152 atau 80 persen dari 190 perusahaan jasa pengiriman logistik yang beroperasi di Jakarta, menggunakan kurir sepeda motor. Perusahaan yang menggunakan kurir sepeda motor itu mempekerjakan 15 ribu orang. (Baca: Motor Dilarang Lewat HI, Ini Jalur Alternatifnya)
Amir menambahkan, dampak lain dari pembatasan sepeda motor di jalan protokol ini adalah potensi keterlambatan pengiriman dokumen. Paket surat yang semestinya bisa dikirim dalam tempo satu hari, bisa menjadi 3-4 hari. "Distribusi dokumen ke kantor-kantor menjadi lebih lambat," ujarnya. (Baca juga: Broadcast Larangan Sepeda Motor di HI Benar tapi Salah)
SAID HELABY
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Teror Australia | Pembatasan Motor | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Ahok: Kalau Tak Dilarang, Saya Bisa Hafal Al-Quran
Jokowi Panjat Menara Intai Perbatasan di Sebatik