TEMPO.CO , Jakarta - Di tengah pelemahan rupiah, masih ada peluang untuk meraup berkah. Meski bidang usaha lain dihajar kurs rupiah hingga buntung, ada sektor-sektor yang malah mendulang untung di tengah kondisi tersebut. (Baca juga: Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah.)
Pengamat ekonomi dari EC Think Indonesia Iman Sugema menyatakan, pelemahan rupiah akan menguntungkan pegiat usaha komoditas yang berorientasi ekspor seperti karet alam dan sawit. Keuntungan yang didapat, kata Iman, berkutat pada kuantitas rupiah yang dia terima. "Mereka untung karena hasil penjualannya jika dirupiahkan pasti besar," kata Iman kepada Tempo, Selasa, 16 Desember 2014.
Kelapa sawit dan karet alam masuk dalam komoditas primer yang menguasai lebih dari separuh ekspor Indonesia. Pada Januari-Oktober 2014, dua sektor ini menghasilkan pendapatan US$ 99,2 miliar atau 67 persen dari total ekspor nasional yang mencapai Rp 148,06 miliar. Jika dirupiahkan saat ini, eksportir pasti akan menerima laba dari kurs. (Baca: Kurs Rupiah Lesu, Bagaimana Nasib APBN 2015?)
Selain CPO dan karet, bisnis perikanan juga akan menuai untung dari melemahnya rupiah. Di Pinrang Sulawesi Selatan, harga udang windu yang sebelumnya Rp 115 ribu per kilogram untuk ukuran 40 (40 ekor untuk setiap kilogram) kini naik menjadi Rp 120 ribu hingga Rp 125 ribu per kilogram. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pinrang Andi Budaya mengatakan hal ini terjadi setelah ekspor ke Jepang meningkat. “Penghasilan petani tambak juga naik karena eksportir dibayar dengan mata uang dolar,” ucapnya.