TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia akhirnya menguat setelah Bank Indonesia berhasil menjinakkan rupiah. IHSG ditutup menguat 9,62 poin (0,19 persen) ke level 5.035,65 pada Rabu, 17 Desember 2014.
Saham-saham perbankan dan konstruksi menjadi pendorong kenaikan indeks. Analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Naranda Putri, mengatakan IHSG akhirnya berhasil menguat setelah mengalami koreksi tajam selama dua hari berturut-turut. "Penguatan rupiah ke level 12.667 per dolar AS memberikan katalis positif bagi indeks," kata Tiesha. (Baca: Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok )
Saham-saham yang terkena dampak pelemahan rupiah kini mulai menguat, seperti saham perbankan dan properti. Berdasarkan kapitalisasi, saham Bank Mandiri memimpin kenaikan IHSG dengan menguat 3,7 persen, disusul Bank BRI 2 persen. "Dari kenaikan laba saham, saham Bumi Serpong Damai menguat 6,3 persen dan Bekasi Fajar Industrial Estate naik 5,3 persen," ujar Tiesha. (Baca: (Baca: Jokowi: Rupiah Jeblok, Industri Bisa Dapat Untung.)
Namun Analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan technical rebound yang terjadi pada indeks tidak memberikan sinyal apa-apa. Apalagi investor asing masih melanjutkan penjualan bersih di pasar reguler senilai Rp 899 miliar. "Tren jangka pendek IHSG masih cenderung melemah karena level resistan 5.050 gagal ditembus," kata Satrio.
Hari ini, Kamis, 18 Desember 2014, Satrio memperkirakan IHSG akan berada di kisaran 5.000-5.065 dengan kecenderungan bergerak datar. Pelaku pasar masih menunggu langkah dari pemerintah dan Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar. Pasar juga akan berfokus pada pertemuan Komite Ekonomi Federal (FOMC Meeting) bank sentral Amerika yang akan dimulai hari ini waktu setempat.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar
Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah
Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok