TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Priambodo menyatakan ada tiga langkah yang harus dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, terutama terhadap dolar Amerika yang tengah menguat. (Baca: Cinta Rupiah, BI Minta Pengusaha Tolak Dolar)
Selain meningkatkan neraca perdagangan, Bambang menyatakan pemerintah dan Bank Indonesia mesti merumuskan langkah untuk menjaga jarak antara suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Rate). Bambang mengatakan jarak ideal suku bunga Indenesia dengan suku bunga Amerika adalah 5-6 persen. "Ini untuk mengantisipasi pelarian modal," katanya kepada Tempo, Rabu, 17 Desember 2014.
Bappenas memperkirakan Fed Rate akan naik dari 0,25 persen menjadi 2,25 persen secara bertahap. Sedangkan BI Rate telah naik dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen. Setelah jarak antarsuku bunga aman, Bambang menuturkan langkah berikutnya adalah menjaga suku bunga riil pada kisaran 1-2 persen. Perhitungan suku bunga riil adalah hasil selisih suku bunga acuan negara dikurangi oleh ekspektasi inflasi. "Angka itu efektif untuk memperkuat keyakinan terhadap rupiah." (Baca: Rabu Sore, Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia)
Dalam jangka panjang, Bambang mengatakan pemerintah harus berperan aktif dalam menangani utang luar negeri, terutama di sektor swasta. Musababnya, dalam situasi rupiah yang seperti ini, sektor riil menjadi titik rawan yang terparah. Selain itu, kenaikan ekspor dan pendapatan dalam mata uang asing dinilai mampu mengamankan cadangan devisa negara dan nilai tukar. (Baca: Rupiah Jeblok, Industri Berbasis Impor Terpukul)
ANDI RUSLI
Berita Terpopuler
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar
Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah
Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok