TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan rupiah diperkirakan bakal terjadi lagi hari ini setelah pada perdagangan kemarin sempat menguat. Senior analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memprediksi rupiah akan terdepresiasi pada kisaran 12.900-13.000. "Menguatnya fundamental Amerika membuat dolar tetap jadi nominator utama di antara mata uang utama lain di dunia," katanya saat dihubungi, Kamis, 18 Desember 2014. (Baca: Rupiah Jeblok, SBY Bela Jokowi)
Kondisi tersebut, ujar dia, akan berlangsung hingga penguatan tertinggi dolar Amerika Serikat pada Natal dan tahun baru yang diperkirakan bakal menembus Rp 13.200. Sedangkan titik terlemahnya akan mencapai Rp 12.050 per dolar. (Baca: Tiga Cara Bappenas Jaga Stabilitas Rupiah)
Penguatan indeks Dow Jones tadi malam sebanyak 2 persen, ujar dia, juga ikut memberi andil pada depresiasi rupiah. Prediksi rupiah bertengger pada angka 12.900, menurut Lucky, dipengaruhi pula oleh hari Jumat, yang merupakan hari terakhir untuk berspekulasi. "Spekulasi membuat depresiasi akan lebih tinggi," tuturnya.
Para pelaku pasar, kata dia, masih menghindari rupiah dalam melakukan transaksi. "Ini akan membuat likuiditas terganggu dan dolar semakin terapresiasi," katanya.
Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar dibuka menguat pada level 12.587. Adapun pada penutupan perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level 12.667.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler
Imam Prasodjo Ucapkan Innalillahi... pada KPK
Gara-gara Ahok, Pengusaha Rugi Rp 190 Triliun
Ini Daftar Peneliti Paling Luar Biasa Indonesia