TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya setuju rencana pemangkasan dividen bagi perusahaan badan usaha milik negara asal benar-benar ditujukan untuk mendukung ekspansi perseroan. Selama bertahun-tahun, menurut Jokowi, BUMN tak bisa berkembang karena terbebani setoran dividen.
"Kalau dividennya tak disetorkan ke pemerintah, mereka pasti bisa ekspansi ke mana-mana. Asal benar-benar digunakan untuk itu," kata Jokowi seusai membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di hotel Bidakara, Kamis, 18 Desember 2014.
Jokowi berharap, dengan dipangkasnya dividen, BUMN bisa lebih berkembang sehingga mampu memberikan kebaikan bagi rakyat dan negara. (Baca: Setoran Dividen BUMN Ini Bakal Dikurangi)
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno sebelumnya mengatakan target dividen BUMN 2015 akan dipangkas sebesar Rp 1,5 triliun atau setara 3 persen dari Rp 41,37 triliun. "Tidak terlalu banyak," kata Rini bulan November lalu.
Menteri Rini mengatakan pemotongan dividen ini dilakukan karena ada beberapa BUMN yang merugi, seperti PT Perusahaan Listrik Negara dan PT Garuda Indonesia Tbk. Selain dua perusahaan tersebut, beberapa sektor di BUMN seperti perbankan, infrastruktur, pertanian, perikanan, obat-obatan, serta energi juga akan dilakukan pemangkasan dividen. (Baca: Dividen BUMN Infrastruktur Dipotong Paling Banyak)
Lebih jauh, Jokowi menyatakan, pemangkasan dividen juga ditujukan untuk mengurangi ketergantungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terhadap dividen. Dia berharap nantinya APBN tak menggantungkan pada dividen. “Melainkan menggenjot sumber lain seperti penerimaan dari pajak dan bukan pajak.”
FAIZ NASHRILLAH
Berita terpopuler:
Rupiah Jeblok, SBY Bela Jokowi
Rabu Sore, Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia
Bocah Pramuka Ini Tanya Menteri Susi Soal Ikan