TEMPO.CO, Islamabad - Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyatakan bahwa negaranya bersatu padu siap berperang mengusir pejuang Taliban dari negeri itu. Pernyataan keras Sharif itu disampaikan sehari setelah sedikitnya 162 orang, hampir semuanya anak-anak, tewas dalam serangan bersenjata pada Selasa, 16 Desember 2014.
Berpidato pada acara jumpa pers, Rabu, 17 Desember 2014, menyusul sebuah pertemuan dengan para pemimpin politik, Sharif mengatakan, peserta pertemuan sepakat berperang melawan kaum ekstremis. "Perang ini akan berlanjut terus hingga seluruh ekstremis dikalahkan," ucapnya. "Tidak ada panggung bagi Taliban, baik maupun buruk, semuanya akan kami hantam dengan tangan besi."
Para pemimpin partai politik Pakistan hadir di Gedung Gubernuran untuk membicarakan tindakan lebih lanjut menyusul serangan mematikan pada Selasa, 16 Desember 2014, di sebuah sekolah militer di Peshawar yang menewaskan 162 orang, berikut 132 anak-anak. Aksi berdarah itu dilakukan oleh tujuh pria bersenjata dengan cara memasuki sekolah seraya menembaki sejumlah siswa. Ini merupakan peristiwa berdarah paling bersejarah di Pakistan.
Tragedi berdarah ini, selain mendapat perhatian para pemimpin politik Pakistan, masyarakat umum juga menunjukkan keprihatinannya. Pada Rabu, 17 Desember 2014, warga dari seluruh pelosok Pakistan membawa lilin dan berdoa untuk arwah para korban keganasan kelompok ekstremis. "Saya datang ke sini untuk menyampaikan belasungkawa kepada ibu-ibu yang anaknya menjadi korban pembunuhan. Putra-putri mereka telah menjadi martir dalam sebuah serangan bersenjata di sekolah Peshawar," tutur Aman Ullah dari kota pelabuhan Karachi.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto
Ah Poong Sentul Bogor Disegel
'Titiek Soeharto Tak Pantas Jadi Ketua PMI'
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret