TEMPO.CO, Baghdad - Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menghukum mati sedikitnya 150 perempuan dengan cara memenggal kepala mereka. Beberapa di antaranya sedang hamil. Mereka dibunuh karena menolak menikah dengan para milisi ISIS. (Baca: Menko Tedjo Curiga Ratusan Orang Indonesia Masuk ISIS)
"Mereka dieksekusi di Fallujah oleh milisi Abu Anas Al-Libi setelah mereka menolak menikah secara jihad," kata Kementerian Hak Asasi Manusia Irak dalam sebuah pernyataan yang kemudian diberitakan Nation.com.pk, Jumat, 19 Desember 2014. (Baca: 300 Warga Cina Dukung ISIS, Bertempur di Suriah)
Perempuan-perempuan tersebut tinggal di Irak barat, tepatnya di Provinsi Al-Anbar. Mereka diserang oleh milisi ISIS. Setelah dibunuh, jasad perempuan-perempuan itu dikubur di Fallujah.
Sebulan lalu, sedikitnya 50 anak dan perempuan dieksekusi oleh milisi ISIS dan dikubur di pemakaman di sebuah desa di Ras al-Maa. Mereka disuruh berdiri berjejer, kemudian milisi menembak mati mereka di hadapan orang banyak. (Baca: ISIS Menjual Mayat Jurnalis Amerika Rp 1,2 Triliun)
Selain melakukan eksekusi massal, milisi ISIS baru-baru ini mempublikasikan sebuah pamflet berisikan panduan bagi anggotanya tentang cara menangkap dan melakukan kejahatan seksual dengan menjadikan perempuan sebagai budak seks.
NATION | MARIA RITA
Baca juga:
Pramuniaga Berpakaian Sinterklas Bakal Di-sweeping
494 Rumah Terendam Banjir di Tasikmalaya
Larangan Jilbab, Pejabat BUMN: Lihat Kantor Kami!
JK Tantang Penyebar Isu Stop Jilbab di BUMN