TEMPO.CO, Bojonegoro - Belasan anak Sungai Bengawan Solo yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Jawa TImur, berpotensi memicu banjir bandang. Sebab, sebagian besar hulu anak Sungai Bengawan Solo berlokasi di dataran tinggi yang hutannya sudah rusak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sujarwo, mengatakan hampir semua sungai kecil, sedang, dan besar bermuara di Sungai Bengawan Solo. Akibatnya, jika di kawasan dataran tinggi hujan, maka berisiko banjir. “Beberapa kali sudah terbukti,” ujarnya pada Tempo, Jumat, 19 Desember 2014.
Anak Sungai Bengawan Solo di Tuban dan Bojonegoro lebih dari 13. Mulai dari Kali Dogol di Kecamatan Purwosari, Sungai Kalitidu, Sungai Semar Mendem, Sungai di Pacal, Sungai Mekuris, Kali Mati, Kaling Giling, Kali Kening, Kali Grogolan serta Kali Batokan, di Kecamatan Kasiman.
Pada musim hujan, anak Sungai Bengawan Solo ini, menjadi penyuplai air ke sungai induknya, yaitu Bengawan Solo. Kondisi kian parah, jika hulu Sungai Bengawan Solo juga terjadi hujan deras. Akibatnya, terjadi banjir kiriman yang airnya berkumpul menjadi satu sehingga menyebabkan banjir.
Misalnya, Sungai Batokan, di Kecamatan Kasiman, hulunya berada di dataran tinggi di Kecamatan Kedewan yang hutan jatinya rusak. Di kawasan hutan jati, berjarak sekitar 55 kilometer arah barat Kota Bojonegoro ini, beberapa kali terjadi banjir bandang. Bahkan, pada akhir 2012, banjir membuat satu jembatan ambruk dan puluhan rumah terendam banjir disertai lumpur.
Kondisi serupa juga terjadi di Sungai Mekuris, yang melewati beberapa kecamatan. Seperti Kecamatan Kanor, Sumberedjo, Sukosewu, dan Temayang, Bojonegoro. Jika kawasan Bojonegoro bagian selatan hujan deras, sudah bisa ditebak akan terjadi banjir bandang. Dan sasarannya, tentu saya ratusan rumah penduduk yang dilewati sungai dengan lebar sekitar 40 meter ini. Terakhir kali, banjir bandang yang membuat tanggul jebol selebar 5 meter dan kedalaman di Desa Samberan.
Dalam catatan BPBD Bojonegoro, tahun 2014 ini, banjir bandang disertai lumpur, sudah lebih tujuh kali terjadi. Sisanya, ada lebih dari 6 kali banjir berasal dari hulu Sungai Bengawan Solo. Terutama jika kota-kota di atas Bojonegoro, seperti Ngawi, Madiun, Sragen, Karang Anyar dan Solo, hujan deras. Banjir kiriman, akan menggenangi di Kabupaten Bojonegoro.
Sementara itu di Kabupaten Tuban, potensi banjir bandang juga diperkirakan terjadi musim hujan 2014-2015 ini. Kawasan yang jadi langganan banjir, seperti beberapa desa di Kecamatan Soko, akibat lupasan Sungai Kening. Selain itu, juga banjir dari kawasan pegunungan kapur utara. Di antaranya dari Kecamatan Montong, Grabagan, sebagian Merakurak dan Kecamatan Kota Tuban. “Potensi itu, tetap ada,” ujar Kepala BPBD Tuban, Joko Ludiono pada Tempo, Kamis 18 Desember 2014. Penyebabnya, kerusakan hutan juga eksploitasi pegunungan kapur oleh manusia.
SUJATMIKO
Berita lain:
Lindungi Kapal Vietnam, Menteri Susi Diprotes
Soal Lapindo, Ruhut: Ical Bisa Ditertawakan Kodok
Ansor NU Akan Menjaga Ibadah dan Perayaan Natal