TEMPO.CO , Sumenep:Hasil survei yang dilakukan Search for Common Ground dan Asian Muslim Action Network menunjukkan bahwa 31,6 persen pemuda di Pulau Madura mengaku tidak nyaman bergaul dan berdampingan dengan orang yang berbeda keyakinan. Survei melibatkan 360 responden warga Kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan Sampang, Jawa Timur.
Koordinator Duta Perdamaian Madura, Kamil Akhyarie, mengungkap hasil survei itu dalam Dialog Lintas Agama dengan tajuk "Mempererat Kerukunan Antar Umat Beragama", Sabtu, 20 Desember 2014. Dialog itu digelar Duta Perdamaian Madura, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sumenep. (Baca: Kelompok Ini Ngotot Sebar Larangan Ucapan Natal)
Baca Juga:
Kamil mengingatkan, hasil survei perlu disikapi secara serius. Dia berharap prosentase pemuda Madura yang hidup eksklusif itu tak bertambah besar demi tatanan kerukunan umat beragama di indonesia. "Pemerintah harus ikut berperan dalam masalah ini," ujar dia, Sabtu 20 Desember 2014. (Baca: Gus Sholah Bilang Ucapan Selamat Natal Tak Haram)
Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Sumenep Taufiq Syakur mengatakan bahwa perayaan Natal pekan depan bisa menjadi momen pembuktian pemuda di Sumenep kalau mereka penuh toleransi. "Dialog lintas agama memang perlu digalakkan," katanya.
Ketua KNPI Sumenep, Mohammad Mahsun, berharap keberagaman tidak hanya jadi wacana di ruang seminar, tapi juga berlanjut dengan aksi-aksi konkret di lapangan. "Kita buktikan pemuda Sumenep cinta damai dan bisa hidup berdampingan," katanya bersemangat.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler
Kasus Lumpur Lapindo, Desmond: Jokowi Sandera Ical
FPI Siap Amankan Natal, Asalkan...
Syafii Maarif Tiap Tahun Ucapkan Selamat Natal
Syafii Maarif: Selamat Natal seperti Selamat Pagi
Jokowi Bantu Lapindo, Ruhut: Ical Harus Tahu Diri